Pergeseran Prioritas Petani Indramayu: Serapan Pupuk NPK Tembus 83 Persen, Sinyal Kualitas Hasil Panen

pertanian-berkelanjutan-ramah-lingkungan
Upaya para petani Indramayu menjaga ketahanan pangan nasional melalui praktik pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan mendapat pengakuan pemerintah pusat. Foto: Ilustrasi/Pixabay.com

​CIREBONINSIDER.COM – Sebuah fenomena positif dan signifikan tercatat dalam penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Indramayu, salah satu lumbung padi terbesar di Jawa Barat.

PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat total serapan pupuk per 15 Oktober 2025 telah mencapai 102.785 ton. Data ini jadi indikasi kuat adanya pergeseran preferensi petani Indramayu dari fokus kuantitas menuju kualitas.

​Data menunjukkan, serapan pupuk NPK (Nitrogen, Fosfor, Kalium) kini secara persentase melampaui serapan pupuk Urea (Nitrogen tunggal).

Baca Juga:Mentan Amran Bergerak Cepat, Jawab Tuntutan Petani Indramayu dengan Solusi KonkretKolaborasi Pemkab Indramayu dan Pejabat PKN Polri Hasilkan Inovasi untuk Petani

Serapan NPK telah mencapai 48.165 ton atau 83% dari total alokasi 57.918 ton. Angka 83% ini lebih tinggi 9% dibandingkan pupuk Urea, yang serapannya tercatat 54.575 ton atau 74% dari alokasi 73.822 ton.

​Pergeseran ini dinilai sebagai keberhasilan program edukasi dan sinyal bahwa petani di Indramayu kini secara masif mulai beralih ke praktik pemupukan berimbang. Sehingga berpotensi besar meningkatkan mutu dan kuantitas hasil panen.

​Petani Mulai Kejar Mutu Gabah

​General Manager (GM) Region 2 Pupuk Indonesia, Muhammad Ihwan, menegaskan bahwa capaian 83% serapan NPK tidak hanya mencerminkan kelancaran distribusi, tetapi juga tingkat pemahaman petani yang semakin baik.

​”Tren serapan pupuk di Indramayu menunjukkan indikasi yang sangat positif, khususnya pada jenis NPK yang mencapai 83 persen,” ujar Ihwan di Cirebon, Kamis (16/10).

“Ini menandakan petani kita tidak lagi hanya mengejar Nitrogen dari Urea, tetapi telah semakin memahami pentingnya pemupukan berimbang untuk memastikan unsur hara seperti Fosfor dan Kalium juga terpenuhi, yang krusial untuk kesehatan tanaman dan mutu gabah,” imbuhnya.

​Pemupukan berimbang telah lama didorong pemerintah sebagai kunci untuk mencapai produktivitas optimal. Sekaligus mencegah degradasi kesuburan tanah akibat penggunaan Urea tunggal yang berlebihan.

Dominasi persentase pupuk NPK menunjukkan petani mulai memprioritaskan kualitas dan kesehatan lahan dalam jangka panjang.

Baca Juga:Petani Indramayu Menjadi Garda Terdepan Ketahanan Pangan Berbasis LingkunganBupati Indramayu Lepasliarkan Predator Alami, Kendalikan Hama yang Kerap Rugikan Petani

​Jaminan Stok Aman dan Dorongan Penebusan

​Meskipun laju penyerapan pupuk NPK tinggi, masih tersisa sekitar 29.347 ton pupuk bersubsidi dari berbagai jenis yang harus ditebus petani hingga akhir tahun 2025.

Pupuk Indonesia menjamin bahwa stok di seluruh rantai pasok dalam kondisi aman untuk mengamankan sisa penebusan tersebut.

​Per 15 Oktober 2025, stok pupuk bersubsidi di Indramayu mencapai 15.018 ton, terdiri dari 2.905 ton Urea, 2.262 ton NPK, dan 56 ton ZA.

0 Komentar