Selain itu, mereka juga menyediakan pendampingan selama dua tahun kepada kelompok tani melalui program tanggung jawab sosial bernama Jari Tangan.
“Kami memang bergerak di bidang energi, tapi kami juga berperan mendukung pangan melalui kolaborasi dengan SKK Migas, pemerintah daerah, dan Kementerian Pertanian,” ujar Rachmat.
Data menunjukkan bahwa perbaikan irigasi dan pengeboran sumur dapat mengairi lahan sawah seluas 114,85 hektare.
Baca Juga:Indramayu Tuan Rumah Porsenitas 2025, Bupati Lucky Hakim: Panggung Persatuan dan Prestasi BersamaPetani Indramayu Menjadi Garda Terdepan Ketahanan Pangan Berbasis Lingkungan
Sementara itu, pembangunan JUT dari beton akan memudahkan petani mengangkut hasil panen, yang selama ini menjadi salah satu kendala.
Proses penyediaan lahan pengganti ini difasilitasi oleh Universitas Padjadjaran untuk menjamin kesetaraan fungsi dan produktivitasnya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang LP2B.
Melalui sinergi yang unik antara sektor energi dan pertanian, program di Indramayu ini membuktikan bahwa pembangunan ekonomi tidak harus mengorbankan ketahanan pangan.
Sebaliknya, keduanya bisa berjalan secara beriringan untuk tujuan menciptakan kesejahteraan yang lebih berkelanjutan. (*)