Transformasi Pertanian di Indramayu: Sinergi Energi dan Pangan

Pertanian
Ilustrasi transformasi pertanian Indramayu. Foto: Istimewa.

CIREBONINSIDER.COM- SKK Migas dan PT Pertamina EP, dua raksasa di sektor energi, berkolaborasi dengan pemerintah daerah Indramayu untuk mengatasi tantangan yang jarang dibahas: alih fungsi lahan pertanian.

Kemitraan strategis ini bertujuan untuk memastikan ketahanan pangan tetap terjaga, meskipun ada sebagian lahan pertanian yang harus dialihkan untuk kebutuhan pengembangan energi.

Kolaborasi ini bukan sekadar formalitas, melainkan langkah konkret dengan fokus pada perbaikan infrastruktur pertanian di Desa Jatisura, Kabupaten Indramayu.

Baca Juga:Indramayu Tuan Rumah Porsenitas 2025, Bupati Lucky Hakim: Panggung Persatuan dan Prestasi BersamaPetani Indramayu Menjadi Garda Terdepan Ketahanan Pangan Berbasis Lingkungan

Program ini mencakup perbaikan jaringan irigasi tersier, pengeboran sumur untuk sumber air, dan pembangunan jalan usaha tani (JUT) sepanjang 718 meter.

Semua ini dilakukan sebagai kompensasi atas pemanfaatan lahan pangan berkelanjutan (LP2B) untuk proyek energi.

Menurut Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Eka Bhayu Setta, Indramayu menjadi yang pertama di Indonesia yang menerapkan model alih fungsi LP2B seperti ini.

“Alih fungsi ini tidak akan mengurangi hasil pertanian,” tegas Eka Bhayu. “Justru, kita ingin meningkatkan produktivitas di kawasan ini,”tambahnya, dikutip dari Antara, Kamis (11/9/2025).

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat sebagai kunci keberhasilan program.

Selama dua tahun terakhir, upaya intensif telah dilakukan untuk memastikan produksi pertanian dapat meningkat.

Bupati Indramayu, Lucky Hakim, mengapresiasi kerja sama lintas sektor ini. Ia menyebutnya sebagai contoh nyata solusi bersama untuk kesejahteraan umum.

Baca Juga:Pemkab Indramayu Perkuat Layanan Publik, Kini Wajib TransparanBupati Indramayu Ajak Generasi Muda Kolaborasi dan Jaga Kondusivitas

“Indramayu dikenal sebagai lumbung pangan di Jawa Barat, dengan luas LP2B mencapai 86.486 hektare,” jelas Lucky.

Oleh karena itu, dukungan infrastruktur pertanian sangat krusial untuk menjaga ketahanan pangan daerah.

Ia juga menambahkan bahwa program ini bisa menjadi prototipe nasional karena prosesnya diawasi secara ketat oleh para akademisi dari Universitas Padjadjaran untuk memastikan setiap langkah didasarkan pada kajian ilmiah.

Dari sisi korporasi, Direktur Utama Pertamina EP, Rachmat Hidajat, menegaskan komitmen perusahaannya untuk mendukung ketahanan pangan, selain fokus utama mereka pada ketahanan energi.

Sebagai bagian dari program, Pertamina EP telah menyerahkan bantuan dua unit traktor rotari, sepuluh unit alat semprot, serta pupuk organik dan benih untuk petani.

0 Komentar