CIREBONINSIDER.COM – Indonesia kian memperkuat posisinya sebagai mitra strategis global. Melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), pemerintah resmi memulai program transfer teknologi pelatihan tenaga kesehatan sebagai langkah nyata tindak lanjut Forum Bisnis Indonesia–Jepang pada Osaka Expo 2025.
Langkah besar ini diawali dengan kunjungan 17 delegasi institusi kesehatan terkemuka asal Negeri Sakura ke Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bekasi, Senin (15/12/2025).
Fokus utama kolaborasi ini bukan sekadar pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI). Melainkan standarisasi profesionalisme dan penguasaan teknologi medis mutakhir.
Baca Juga:Jepang Jadi Tujuan Utama, Pemkab Cirebon Kirim 77 Warganya untuk KerjaLivin by Mandiri Tembus Pasar Jepang, Mudahkan Transaksi WNI di Negeri Sakura
Peluang Emas di Balik Krisis Demografi Jepang
Jepang saat ini tengah berjuang melawan tantangan aging society yang ekstrem. Dengan lebih dari 29 persen populasi berusia di atas 65 tahun, kebutuhan akan tenaga perawat lansia (caregiver) melonjak drastis di tengah menyusutnya usia produktif lokal.
Kepala BBPVP Bekasi, Yose Rizal, menegaskan bahwa Indonesia harus mengambil peran kunci dalam ekosistem ini.
”Jepang memiliki standar sistem kesehatan tertinggi yang menjunjung martabat pasien. Transfer pengetahuan ini adalah jembatan bagi perawat kita untuk menguasai keterampilan teknis sekaligus etika profesionalisme internasional,” ujar Yose saat mewakili Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor.
Tiga Sektor Prioritas dan Skema SSW
Defisit tenaga kerja di Jepang menjadi celah strategis bagi SDM Indonesia. Melalui skema Specified Skilled Worker (SSW), kerja sama ini menyasar tiga pilar utama layanan kesehatan jangka panjang (long-term care):
– Rumah Sakit Lansia: Fokus pada perawatan medis kronis.
– Nursing Home: Pendampingan harian di panti jompo profesional.
– Home Care: Layanan berbasis rumah yang kini mulai mengadopsi teknologi pemantauan digital berbasis IoT.
BBPVP Bekasi: Inkubator SDM Berstandar Global
Sebagai Center of Excellence, BBPVP Bekasi bertransformasi menjadi inkubator yang menyiapkan tenaga kerja kompetitif sesuai visi Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan kualitas SDM nasional.
Program kolaborasi ini mencakup empat pilar pengembangan utama:
1. Sinkronisasi Kurikulum: Melibatkan 17 institusi Jepang agar pelatihan relevan dengan kebutuhan pasar global.
Baca Juga:Menteri P2MI Perkuat Kerja Sama dengan Jepang untuk Kesejahteraan dan Peluang Kerja PMIPeluang Besar Kerja di Jepang, P2MI Dorong Skema SSW, Jamin Perlindungan Pekerja Migran
2. Modernisasi Alat: Penguasaan alat bantu medis terbaru dan sistem dokumentasi digital.
3. Budaya Kerja (Omotenashi): Adaptasi disiplin tinggi dan filosofi pelayanan sepenuh hati khas Jepang.
