CIREBONINSIDER.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon resmi mengalihkan strategi penanganan stunting ke sektor hulu. Tak lagi hanya fokus pada balita, Pemkot kini membidik remaja putri sebagai kunci utama pemutus rantai gagal tumbuh demi mengejar target Zero Stunting 2025.
Data terbaru Dinas Kesehatan Kota Cirebon mengungkap temuan mengkhawatirkan: 42,3 persen remaja putri di Kota Udang terdeteksi anemia. Angka ini menjadi alarm keras bagi ketahanan kesehatan masyarakat di masa depan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Siti Maria Listiawaty, menegaskan bahwa kondisi ini adalah ancaman serius bagi generasi mendatang.
Baca Juga:Pemkot Cirebon Tagih Komitmen CSR Perusahaan untuk Tuntaskan StuntingStunting Sumedang Turun 6,74%, Wabup Fajar Aldila: Bukan Cuma Program, TPPS Harus Terus Kawal
”Kesehatan anak dimulai jauh sebelum ia dilahirkan. Jika calon ibunya anemia, risiko melahirkan bayi stunting meningkat drastis,” ujar Maria, Selasa (16/12).
Intervensi Radikal: Dari Telur Hingga Pangan Medis
Wakil Wali Kota Cirebon, Siti Farida Rosmawati, menyatakan bahwa pendekatan konvensional kini tidak lagi cukup. Pemkot kini mengintensifkan sosialisasi di titik krusial seperti Kecamatan Pekalipan dan Kesambi dengan tiga langkah konkret:
1. Program One Day One Egg: Gerakan konsumsi satu telur setiap hari untuk pemenuhan protein hewani.
2. Pangan Keperluan Medis Khusus (PKMK): Intervensi bagi balita stunting menggunakan formula medis khusus, bukan sekadar makanan tambahan biasa.
3. Edukasi 1.000 HPK: Penekanan ketat pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan sebagai periode emas.
”Stunting bukan soal tinggi badan semata. Ini soal masa depan kecerdasan dan produktivitas anak-anak kita. Kami melakukan pendampingan door-to-door untuk memastikan edukasi sampai ke dapur warga,” tegas Siti Farida.
Kolaborasi Akar Rumput
Keberhasilan target 2025 ini bertumpu pada kolaborasi Lurah, Ketua RW, hingga kader PKK sebagai ujung tombak lapangan.
Baca Juga:Jauh Lampaui Target: Indramayu Catat Angka Stunting 9,8%, Terendah di Jawa Barat dan Diganjar PenghargaanJabar Ambil Alih Perbaikan Jalan, Gubernur Dedi Mulyadi Paksa Dana Desa Fokus Tuntaskan Stunting
Pemkot juga mendorong tiga perilaku kunci di tingkat keluarga:- ASI Eksklusif penuh selama enam bulan.- Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri secara rutin.- Pantauan Rutin di layanan kesehatan untuk deteksi dini tumbuh kembang.(*)
