Revolusi Kurikulum Jabar: Dedi Mulyadi Minta Sekolah Wajib Outdoor Learning, Siswa Bersihkan Sungai dan Tanam

KDM
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau Kang Dedi Mulyadi (KDM). Foto: Humas Pemprov Jabar.

​CIREBONINSIDER.COM– Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), mendesak adanya revolusi total dalam sistem pendidikan dengan menuntut implementasi Kurikulum Wajib Outdoor Learning.

KDM ingin sekolah mengganti ruang kelas tertutup dengan alam terbuka dan menjadikan kegiatan membersihkan sungai serta menanam pohon sebagai tugas rutin wajib siswa.

​Pesan fundamental mengenai perlunya pendidikan berbasis alam ini disampaikan Dedi Mulyadi dalam Peringatan Hari Guru Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2025, yang digelar di Balairung Rudini, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), pada Selasa (9/12/2025).

Baca Juga:PILWU DIGITAL HYBRID PERTAMA JABAR: Indramayu Jadi Sorotan Nasional, Partisipasi Pemilih Capai Angka FantastisDPRD Jabar Kritik Keras! "Eksodus" 14 Ribu TKI Cirebon-Indramayu: Bukti Gagalnya Serapan Kerja Lokal

​KDM Dorong “One Day Outdoor Learning”: Ruang Kelas Harus Diganti Alam Terbuka

​Dalam pidatonya, KDM menekankan bahwa sudah saatnya konsep belajar di dalam kelas diubah total. Ia menilai, ruang kelas tertutup tidak lagi memadai untuk membentuk karakter dan kecintaan anak terhadap tanah air.

​”Yang harus diajarin ke anak-anak kita hari ini adalah kembali sekolah itu bukan hanya ruang kelas yang digunakan, tetapi ruang alam terbuka sebagai dasar pembentukan pendidikan,” tegas Dedi Mulyadi.

​Untuk mewujudkan hal tersebut, Gubernur Jabar ini mengusulkan model “Satu Hari Belajar di Luar Kelas dalam Sepekan” (One Day Outdoor Learning). Kegiatan yang ditekankan KDM harus menjadi bagian dari kurikulum luar kelas ini meliputi:

-​ Aksi Lingkungan Nyata: Membersihkan sungai dan menanam pohon.

– ​Keterampilan Hidup dan Kemandirian: Belajar memasak, berkebun, dan bertani.

​Menurutnya, melalui kegiatan kontekstual ini, anak-anak Indonesia akan secara otomatis menumbuhkan cinta tanah air, bukan sekadar hafalan teori semata.

​”Amnesia Lingkungan”: Sindiran KDM untuk “Anak Gadget”

​Dedi Mulyadi memaparkan akar permasalahan mengapa kurikulum berbasis alam mendesak diterapkan. Ia menilai, anak-anak masa kini mengalami “amnesia lingkungan” yang parah akibat minimnya sentuhan langsung dengan alam sejak dini.

​”Problem anak-anak kita hari ini apa? Dia tidak mengenal tanahnya. Sejak lahir kakinya tidak pernah menginjak bumi, tidak pernah berlari di pematang sawah, tidak pernah berenang di sungai, dan menghabiskan waktu hanya dengan gawai,” ujarnya, menyoroti hilangnya interaksi fisik dengan lingkungan.

​Kondisi ini, menurut KDM, menyebabkan generasi muda kehilangan pengetahuan praktis serta keterhubungan emosional yang mendalam terhadap lingkungan mereka.

0 Komentar