CIREBONINSIDER.COM – Wakil Wali Kota Cirebon Siti Farida Rosmawati secara tegas meminta fokus pengendalian inflasi di Kota Cirebon diperluas, tidak cukup hanya pada komoditas pangan.
Kenaikan harga kebutuhan dasar lain yang tidak bisa ditunda dinilai dapat memperberat tekanan hidup masyarakat dan kini menjadi sorotan utama pemerintah daerah.
Penegasan ini disampaikan Wawali Farida dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang dirangkai dengan Rakornas Kementerian Dalam Negeri, di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Cirebon, Selasa (2/12/2025).
Baca Juga:Grand Final Nok Hijab IDOLA Cirebon 2025, Wakil Wali Kota: Belajar, Berkarya, dan Jadi Agen Perubahan!Pemkot Cirebon Catat Capaian Inflasi Stabil Sepanjang 2025, Farida: Langkah-langkah Kita di Jalur yang Tepat
Wawali Farida menekankan bahwa stabilitas harga harus mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya fokus pada komoditas tertentu.
”Kita tidak hanya memantau harga pangan, tetapi juga memastikan kebutuhan dasar lainnya tetap terjangkau. Stabilitas harga harus mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh,” ujar Siti Farida Rosmawati, didampingi Pj Sekretaris Daerah, Sumanto.
Ia menjelaskan, tekanan hidup masyarakat tidak hanya berasal dari pangan, tetapi juga dari kebutuhan dasar lain yang sifatnya mendesak. Kondisi ini memperkuat pesan bahwa pengendalian inflasi harus memandang kesejahteraan masyarakat secara lebih menyeluruh.
Sorotan ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan data BPS, di samping kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, kelompok pengeluaran lain seperti Kesehatan juga mencatat kenaikan signifikan (4,15% pada Juni 2025) yang turut membebani daya beli masyarakat.
Data BPS: Inflasi Bergerak Naik, Pangan Masih Penyumbang Terbesar
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon per 3 November 2025 mencatat inflasi year-on-year (y-on-y) Kota Cirebon berada pada level 2,90 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 107,64. Angka ini dinilai masih moderat dan berada dalam sasaran.
Wawali menyoroti pola inflasi yang cenderung bergerak naik sejak awal tahun 2025 (dari 0,24% pada Maret 2025) dan makin mendekati akhir tahun.
Data kritisnya adalah:
– Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang inflasi terbesar, yakni sebesar 1,67 persen dari total inflasi.
Baca Juga:Kualitas Kebijakan Publik Kota Cirebon Diakui Unggul Nasional, LAN RI Beri PenghargaanPKL Sukalila Cirebon Pindah Permanen ke Pasar Pagi, Wali Kota Beri Bebas Sewa 1 Tahun Penuh
– Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan pangan masih menjadi isu paling rentan.
Farida menambahkan, kenaikan menjelang akhir tahun ini mencerminkan pola musiman berupa peningkatan permintaan, distribusi barang yang lebih padat, dan penyesuaian harga pada komoditas strategis.
