TARGET PERAK: Skenario Taktis Indra Sjafri di SEA Games Thailand, Realitas Skuad Hybrid?

Target perak
Pelatih Indra Sjafri. Foto: PSSI.

CIREBONINSIDER.COM– Keputusan Timnas U22 Indonesia menjelang SEA Games 2025 di Thailand secara frotal mengguncang ekspektasi publik dan memicu perdebatan sengit.

​Meski datang dengan status sakral sebagai juara bertahan setelah penantian 32 tahun yang berakhir di Kamboja, skuad Garuda Muda di bawah komando pelatih Indra Sjafri secara resmi hanya mematok target medali perak.

​Target ‘meredam’ ekspektasi ini sontak memicu pertanyaan tajam dari suporter dan pengamat.

Baca Juga:​Maman Abdurrahman dan Indra Sjafri Ungkap Kunci Sukses Pesepak Bola Muda Masa KiniLawan Eropa-Afrika, Erick Thohir: FIFA Series 2026 Jadi Ujian Mental dan Kualitas Timnas Indonesia

Apakah ini adalah refleksi dari keraguan diri tim pelatih terhadap kemampuan mempertahankan gelar, atau justru sebuah strategi psikologis cerdas untuk melepaskan beban masif status juara bertahan?

​Konflik antara status tertinggi (Juara Bertahan) dan target terendah (Perak) inilah yang menjadi angle paling kritis menjelang perjuangan Indonesia di Thailand.

​Indra Sjafri Membela Diri: Target Perak Adalah Hasil Evaluasi Matang, Bukan Rasa Minder

​Target ‘silver’ ini, menurut Indra Sjafri, bukanlah keputusan yang dibuat sembarangan atau didasari rasa minder.

Ia diambil setelah serangkaian evaluasi matang, termasuk Pemusatan Latihan (TC) intensif pada Oktober dan November, serta uji coba melawan India U-23 dan Mali U-22.

​Indra Sjafri menegaskan bahwa penetapan target perak adalah hasil dari data-data yang dikumpulkan tim pelatih dan didasari realitas regenerasi skuad yang cepat pasca-emas 2023.

​“Proses pemusatan latihan sudah selesai dan kami sudah memilih pemain sesuai regulasi SEA Games 2025. Keputusan ini diambil setelah evaluasi matang berdasarkan data-data yang ada,” ungkap Indra Sjafri, membenarkan target medali perak tersebut.

Baca Juga:PSSI Gerak Cepat, Buru Talenta Diaspora untuk Lini Serang Timnas GarudaPaes dan Ole Heroik, Kluivert Kritis! Game Plan Timnas Indonesia Gagal Total di Tangan Arab Saudi

​Kontradiksi terbesar muncul dari komposisi pemain. Skuad final 23 pemain yang dibawa ke Chiangmai justru menunjukkan peningkatan value historis tim.

Komposisi ini merupakan perpaduan solid antara pilar-pilar lokal Liga 1 dan Legiun Eropa yang sedang berkiprah.

Kontradiksi kualitas skuad dan target ‘rendah’ inilah yang membuat keputusan perak makin dipertanyakan.

​Fokus utama tertuju pada empat Bintang Diaspora yang dipanggil. Kehadiran mereka seharusnya menaikkan level tim.

Gelandang tangguh Ivar Jenner (Jong FC Utrecht) yang menjadi pilar kunci emas 2023, dua opsi penyerang baru Jens Raven (Dordrecht) dan Mauro Zijlstra (NAC Breda), serta bek potensial Dion Markx (NEC Nijmegen).

0 Komentar