Gibran di KTT G20: Indonesia Desak Penghapusan Utang Negara Miskin dan Reformasi Keuangan Global

Gibran-Rakabuming
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memimpin delegasi Indonesia di KTT G20 2025 di Johannesburg, Afrika Selatan. Ia mengkritik tajam ketidaksetaraan dalam arsitektur pembiayaan global. Foto: Screenshot/IG @gibran_rakabuming

​CIREBONINSIDER.COM – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memimpin delegasi Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2025 di Johannesburg, Afrika Selatan, dengan melancarkan kritik tajam terhadap ketidaksetaraan dalam arsitektur pembiayaan global.

​Dalam pidato kuncinya, Wapres Gibran mendesak negara-negara maju untuk segera mewujudkan mekanisme penghapusan utang bagi negara-negara berkembang berpendapatan rendah.

KTT yang berlangsung pada 22–23 November 2025 ini menjadi panggung bagi Indonesia untuk mendorong sistem ekonomi global yang lebih adil dan inklusif.

Baca Juga:Soroti Kemasan! Selvi Gibran Desak UMKM Indramayu Genjot Digitalisasi & Legalitas Demi Tembus Pasar EksporGibran di Cirebon: Tinjau Sekolah Rakyat yang Asramakan 74 Siswa Pra Sejahtera

​Gibran Soroti Ketidakadilan Pembiayaan Global

​Wakil Presiden Gibran menekankan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi global yang kuat, adil, dan inklusif, dibutuhkan sistem pembiayaan yang mendukung.

Ia menyoroti tiga masalah utama yang dihadapi negara berkembang:

– Dukungan pembiayaan internasional sulit diakses.

– Pembiayaan seringkali tidak dapat diprediksi.

– Sistem saat ini tidak setara, terutama bagi negara berkembang yang paling membutuhkan bantuan.​3 Desakan Utama Indonesia: Penghapusan Utang hingga Inovasi Finansial

​Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam Konferensi Pers di Johannesburg, memaparkan rincian agenda Indonesia.

Desakan ini berfokus pada solusi konkret di bawah kepemimpinan Wakil Presiden Gibran:

1. Mekanisme Penghapusan Utang: Mendorong pembentukan mekanisme penghapusan utang, khususnya bagi negara-negara berpendapatan rendah yang tengah menghadapi kesulitan finansial akut.

2. Akses Pembiayaan Setara: Menuntut ketersediaan pembiayaan internasional yang lebih mudah diakses, transparan, dan setara bagi seluruh negara berkembang.

3. Inovasi Pembiayaan: Mendorong pengembangan instrumen finansial inovatif, seperti skema blended finance dan mekanisme Pembiayaan Transisi Energi yang Berkeadilan (Just Energy Transition Financing).

Baca Juga:Wapres Gibran Dengar Curhat Nelayan Cirebon: Sungai Dangkal hingga Utang TengkulakPemkab Indramayu Komitmen Jaga Stabilitas Ekonomi, Dukung Program 3 Juta Rumah

​Wamenkeu Perkuat Komitmen: Keadilan Finansial Agenda Utama

​Pernyataan tegas ini diperkuat oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono. Ia menegaskan bahwa isu keadilan pembiayaan telah menjadi agenda diplomasi ekonomi utama Indonesia di KTT G20 kali ini.

​“Wakil Presiden sangat menekankan isu-isu yang menyangkut pembiayaan internasional. Intinya, negara-negara berkembang dan tentunya Indonesia, sangat menekankan pembiayaan yang adil khususnya bagi negara berkembang, dan itu ditekankan lagi hari ini,” tegas Thomas.

​Prioritas Presidensi Afrika Selatan Sejalan dengan Misi Indonesia

​KTT G20 di bawah Presidensi Afrika Selatan mengusung tema “Solidarity, Equality, Sustainability,” yang sangat sejalan dengan fokus desakan Indonesia. Topik pembahasan yang krusial mencakup:

0 Komentar