Dedi Mulyadi Geram, Pecat Konsultan Proyek dan Rekrut Mahasiswa Teknik Berhonor Rp250 Ribu Per Hari

KDM
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau KDM. Foto: Istimewa.

​”Pendidikannya menjadi aplikatif, pembangunan terawasi dengan baik, dan mahasiswa dapat honor. Kan lumayan untuk uang saku tambahan, sehingga beban orang tuanya menjadi ringan,” ucapnya.

Rp300 Miliar Proyek Siap Diawasi Mahasiswa

​Sebagai langkah awal implementasi, Dedi menyatakan Pemprov Jabar berencana menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) teknis mulai pekan depan dengan beberapa kampus teknik di Jawa Barat. ​

Mahasiswa akan langsung diterjunkan untuk mengawal sisa paket pekerjaan infrastruktur tahun anggaran berjalan. Proyek yang siap diawasi oleh tenaga muda ini bernilai sekitar Rp300 miliar, yang kini memasuki tahap lelang.

Baca Juga:Ultimatum KDM: Mulai 2026 Jabar 'Haramkan' Truk ODOL, Anggaran Rp3 T Cuma Buat Tambal JalanKlarifikasi KDM Usai ke BPK: Bantah Intervensi Kasda, Kini Tagih TKD Rp2,45 Triliun yang Tertunda

​”Minggu depan kami mulai MoU teknis. Masih ada pekerjaan sekitar Rp300 miliar yang sedang berjalan dan butuh pengawasan ketat,” tutur KDM.

​Integrasi Kurikulum dengan Proyek Fisik

​Gagasan ini juga telah dikomunikasikan dan disambut positif Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto. Ia melihat sebagai integrasi ideal antara kebutuhan daerah akan pengawas berkualitas dengan kebutuhan mahasiswa akan praktik lapangan.

​Tak hanya level universitas, Dedi juga berencana mengintervensi kurikulum di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ia meminta mata pelajaran matematika diubah dari sekadar teori menjadi hitungan terapan fisik bangunan sekolah.

​”Anak-anak disuruh menghitung bangunan yang sedang dibangun. Berapa jumlah semen, pasir, batang besi, panjang dan diameternya. Nilai matematika diambil dari akurasi hitungan lapangan itu,” pungkasnya.​​Langkah Gubernur Dedi Mulyadi ini menandai babak baru dalam pengawasan proyek infrastruktur di Jawa Barat. Di mana kini beralih dari tenaga berpengalaman konvensional ke semangat kritis dan aplikasi ilmu pengetahuan praktis dari kalangan akademisi.

Dengan honorarium yang jelas, kebijakan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas bangunan, tetapi juga menciptakan model Kampus Merdeka yang benar-benar memberikan dampak ekonomi dan relevansi kerja bagi mahasiswa teknik.

Keberhasilan program ini akan menjadi sorotan nasional dan patut dinantikan penerapannya dalam mengawal proyek bernilai ratusan miliar.(*)

0 Komentar