CIREBONINSIDER.COM – Komitmen Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam memerangi kasus stunting kembali menuai hasil gemilang.
Berkat kerja kolaboratif yang terencana dan terukur, Indramayu berhasil menekan prevalensi stunting hingga 9,8%—jauh di bawah standar nasional 14%—sekaligus diganjar penghargaan Terbaik II Penanganan Stunting se-Jawa Barat.
Penghargaan bergengsi tersebut diserahkan dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting se-Jawa Barat di Pusdai, Bandung, pada Kamis (20/11/2025).
Baca Juga:Jabar Ambil Alih Perbaikan Jalan, Gubernur Dedi Mulyadi Paksa Dana Desa Fokus Tuntaskan StuntingStunting di Kabupaten Cirebon Turun 5 Persen, Kolaborasi Lintas Sektor Terus Diperkuat
Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, menyerahkan langsung apresiasi tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Indramayu yang diwakili oleh Wakil Bupati Indramayu, H. Syaefudin.
Penurunan Drastis: Dari 18,4% Menjadi 9,8%
Keberhasilan Indramayu ini didasarkan pada data penurunan angka stunting yang drastis. Penurunan ini mencapai nyaris 50% dalam setahun, yakni dari 18,4 persen pada tahun 2023 menjadi 9,8 persen pada tahun 2024. Angka 9,8 persen ini berada jauh di bawah standar nasional 14 persen.
Capaian ini juga mengantar Indramayu meraih penghargaan Terbaik II Akseleratif Progresif 2019–2024 dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting, menunjukkan keberhasilan daerah menanggulangi masalah gizi kronis ini.
Strategi Unik: Fokus Malnutrisi Pasca-Lahir dan Sistem Rujukan
Wakil Bupati H. Syaefudin mengungkapkan kunci keberhasilan ini terletak pada implementasi program yang terencana dan terukur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Kami mengidentifikasi bahwa 80 persen kasus stunting di Indramayu dipicu oleh malnutrisi kronis pasca lahir serta belum optimalnya sistem rujukan,” jelas Wakil Bupati Syaefudin.
Berdasarkan temuan tersebut, Pemkab Indramayu menjalankan sejumlah strategi percepatan yang sifatnya unik dan detail, di antaranya:
– Program OTAAS (Inovasi Lokal): Penyediaan Makanan Tambahan (PMT) bagi balita gizi kurang melalui program inovatif Orang Tua Anak Asuh Stunting (OTAAS).
Baca Juga:Gerakan Pangan Murah Kota Cirebon Jadi Benteng Pertahanan Krusial Lawan Inflasi dan Ancaman StuntingPerubahan Perilaku dan Kolaborasi Lintas Sektor: Kota Cirebon Tekan Angka Stunting hingga 14,9%
– Skrining Dokter Spesialis: Melakukan screening seluruh balita stunting oleh dokter spesialis anak melalui kerja sama dengan tiga RSUD.
– Optimalisasi Rujukan: Memperkuat dan mengoptimalkan sistem rujukan berjenjang untuk penanganan kasus stunting yang lebih cepat dan tepat.
– Pendampingan Intensif: Penguatan pendampingan keluarga berisiko stunting oleh tenaga kesehatan.
Target Ambisius Menuju ‘Zero Stunting’
Meski telah melampaui target nasional, Pemkab Indramayu tidak berpuas diri. Wakil Bupati Syaefudin menegaskan target berikutnya jauh lebih ambisius.
