Sebagai bentuk komitmen berkelanjutan, FISIP UGJ menyatakan kesiapan penuh untuk melanjutkan kerja sama dalam dua fokus utama:
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa dalam pengelolaan konten dan data digital.
Bantuan Penyusunan Regulasi Turunan dari Permenkominfo Nomor 5 Tahun 2025, guna memperkuat landasan legalitas dan implementasi penuh konsep Desa Digital.
Baca Juga:Pesan Bupati Kuningan saat Lantik Uu Kusmana Jadi Sekda: Harus Jadi Pelita bagi Seluruh ASNHarlah Ke-16 TKSK Kuningan: Soroti Kebutuhan Puskesos, Dipuji Bupati sebagai Pelita Sosial
Dukungan akademisi ini diperkuat oleh Rektor UGJ, Prof. Dr. Ir. H. Achmad Faqih, S.P., M.M. Ia menilai tema “Transformasi Desa Melesat” bukan sekadar slogan, melainkan wujud nyata adaptasi terhadap tuntutan era digital.
”Desa yang maju harus mampu melaporkan kegiatan, mengidentifikasi potensi, serta menginformasikan secara transparan melalui website desa. UGJ sebagai kampus digital siap mendukung pengembangan potensi desa melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujar Rektor Faqih.
Implementasi Nyata Konsep Quad Helix
Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ), Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs., M.Si., menyoroti bahwa peluncuran website ini merupakan bukti nyata keberhasilan kolaborasi Quad Helix—antara pemerintah (Pemkab), akademisi (UGJ), masyarakat (Desa), dan dunia usaha (Bank Indonesia dan Bank BJB).
”Konsep yang selama ini hanya sebatas teori, kini terwujud nyata di Kuningan. Ini menunjukkan kolaborasi yang efektif,” kata Mukarto Siswoyo, yang juga menekankan pentingnya tindak lanjut dan penguatan kapasitas SDM pengelola website untuk menjamin keberlanjutan transparansi layanan publik.
Website Desa Dorong Inklusi Ekonomi dan Literasi Digital
Dukungan signifikan juga datang dari sektor keuangan. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Jajang Hermawan, menilai website desa memiliki peran ganda, yakni sebagai sarana literasi digital sekaligus pendukung inklusi ekonomi.
”Kami mendorong edukasi digitalisasi pembayaran, perlindungan konsumen, dan pajak digital melalui platform ini. Enam desa role model ini kami harap dapat direplikasi di 355 desa lainnya demi mempercepat inklusi ekonomi di Kuningan,” harap Jajang.
Acara peresmian ini menjadi tonggak awal Kuningan menuju tata kelola pemerintahan desa yang lebih partisipatif dan adaptif, yang diharapkan mampu mendorong percepatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa secara keseluruhan.(*)
