Selain itu, opsi ekstrem seperti ekspor atau peminjaman stok ke negara lain juga harus dipertimbangkan untuk menguras stok lama secara cepat.
Konsekuensi terberat dari stok jumbo ini adalah dampaknya pada petani. Apabila stok beras tidak segera dikurangi, Bulog akan kesulitan menyerap gabah petani saat panen raya di awal tahun 2026.
Penumpukan stok lama akan mempersulit penempatan stok baru, meningkatkan kebutuhan sewa gudang, dan memperbesar potensi beras rusak.
Baca Juga:Jaringan "8 Juta Kader" GP Ansor Jadi Senjata Baru Bulog, Amankan Pangan Nasional hingga Pelosok DesaJurus Ganda Prabowo: Garap Desa Nelayan, Tambah 480 Ribu Hektare Sawah, Anggarkan Rp5 T untuk Gudang Bulog
”Intinya, stok beras jumbo di Gudang Bulog harus dikurangi. Idealnya, hanya tinggal sekitar 1,5 juta ton atau maksimal 2 juta ton yang tersisa,” tegas Khudori.(*)
