​CIREBONINSIDER.COM – Langkah mengejutkan pemerintah memangkas harga pupuk bersubsidi hingga 20 persen diklaim tidak akan merugikan BUMN.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Rabu (22/10), menegaskan bahwa kebijakan itu justru merupakan strategi cerdas yang akan mendongkrak laba PT Pupuk Indonesia (Persero) hingga Rp2,5 triliun tahun depan. Bahkan berpotensi mencapai Rp7,5 triliun secara total.
​Klaim mengejutkan ini muncul di tengah program revitalisasi sektor pupuk era Presiden Prabowo Subianto. Mentan Amran menyebut kunci dari fenomena ini adalah efisiensi revolusioner dalam tata kelola pupuk, yang telah membuat negara hemat hingga Rp10 triliun dan membuka peluang penambahan volume subsidi.
Baca Juga:HET Pupuk Subsidi 5 Jenis Turun 20 Persen, Urea Jadi Rp1.800/Kg, Kementan Siap Cabut Izin Kios CurangRP10 T Cetak 400 Ribu Hektare Sawah Baru: Strategi Mentan Amran Tekan Harga Beras Zona 3
Amran juga mengirimkan sinyal keras untuk menyikat mafia pupuk yang terbukti merugikan petani.
Efisiensi Revolusioner & Deregulasi Total Jadi Kunci
​Pernyataan ini disampaikan Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta. Mentan Amran Sulaiman menyebut penurunan harga pupuk dapat dilakukan berkat efisiensi besar-besaran dalam industri dan pembenahan menyeluruh tata kelola distribusi pupuk nasional.
​“Tahun depan, dengan harga pupuk turun, justru Pupuk Indonesia tambah untung Rp2,5 triliun. Jadi sudah bertambah keuntungan, volume bertambah, efisien, harga turun. Cantik enggak? Itulah revitalisasi,” ujar Amran.
​Ia menjelaskan, kebijakan ini merupakan bagian inti dari program revitalisasi sektor pupuk yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto, dengan pendekatan menyeluruh dari hulu ke hilir. Inti dari revitalisasi adalah deregulasi drastis birokrasi yang selama ini menghambat petani.
​Amran menuturkan, sebelumnya distribusi pupuk subsidi diatur oleh 145 regulasi yang rumit dan memerlukan persetujuan dari 12 kementerian, 38 gubernur, hingga 514 bupati/wali kota.
Atas instruksi Presiden, regulasi berbelit tersebut kini dipangkas. Distribusi pupuk kini disederhanakan dan dilakukan langsung dari pabrik ke petani.
​”Petani seluruh Indonesia kini menikmati kemudahan akses pupuk,” tegas Amran.
​Negara Hemat Rp10 T, Laba Pupuk Indonesia Melonjak
​Hasil dari revitalisasi tata kelola ini menghasilkan efisiensi besar bagi negara dan korporasi, yang sekaligus menjadi bukti keberhasilan pembenahan birokrasi:
1. ​Penghematan Anggaran Negara: Pemerintah berhasil menghemat anggaran hingga Rp10 triliun.
2. ​Penurunan Biaya Produksi: Biaya produksi pupuk turun signifikan sebesar 26 persen.
