JAKARTA, CIREBONINSIDER.COM – Presiden Prabowo Subianto memberikan kado kebijakan struktural pada momentum Hari Santri Nasional (HSN) 1447 Hijriah dengan merestui pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di bawah Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Keputusan ini ditegaskan sebagai langkah strategis dan prioritas utama pemerintah dalam memperkuat ekosistem pendidikan keagamaan.
Dalam sambutannya saat peringatan HSN yang digelar di TMII Jakarta, Jumat (24/10) malam, Presiden Prabowo menjelaskan tujuan fundamental di balik elevasi birokrasi ini. Keputusan ini sekaligus menjadi komitmen konkret negara terhadap peran sentral pesantren.
Baca Juga:Prabowo Gebrak Kemenhajum: Biaya Haji Wajib Turun dan Terobosan Kampung Indonesia di MekahPrabowo Sebut Korupsi Timah Rp800 T dan CPO Subversi Ekonomi, Kritik Keras Penegakan Hukum
Berikut adalah 3 (tiga) tujuan strategis utama di balik restu Presiden Prabowo terhadap Ditjen Pesantren:
1. Memperhatikan dan Melindungi Pondok Pesantren
Presiden Prabowo secara eksplisit menempatkan perhatian dan perlindungan sebagai tujuan pertama.
Ditjen Pesantren diharapkan menjadi payung kelembagaan yang fokus pada pemenuhan hak dan keberlangsungan operasional pesantren, kiai, nyai, serta seluruh keluarga besar pesantren.
“Saya menyampaikan bahwa saya telah merestui usulan dibentuknya Direktorat Jenderal Pesantren. Ini menunjukkan prioritas strategis pemerintah untuk semakin memperhatikan, melindungi pondok pesantren,” kata Presiden Prabowo, sebagaimana dikutip dari siaran resmi Sekretariat Presiden.
2. Memperkuat Ekosistem Pendidikan dan Kesejahteraan
Tujuan kedua adalah memastikan bahwa pesantren memiliki landasan kelembagaan yang kuat untuk berkembang.
Pembentukan unit setingkat eselon I ini diyakini akan menjadi langkah konkret dalam memperkuat ekosistem pendidikan keagamaan berbasis pesantren.
Dengan adanya Ditjen yang mandiri, tata kelola administrasi, pengembangan kurikulum yang relevan dengan perkembangan zaman, dan alokasi anggaran khusus untuk peningkatan mutu dan fasilitas pesantren diharapkan dapat dilakukan secara lebih terfokus dan efisien.
Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh komponen pesantren.
3. Mencetak Santri Pelopor Kemajuan yang Berdaya Saing Global
Baca Juga:TEGAS! Pangkas Anggaran Non-Produktif, Prabowo Kucurkan BLT Rp30 T untuk 35 Juta KeluargaMBG Serap 1 Juta Pekerja, Dadan Sebut Program Prabowo Buka Lapangan Kerja Massal
Lebih jauh, Presiden Prabowo menekankan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan santri yang mampu beradaptasi dengan kemajuan global tanpa melupakan akar nilai keislaman dan keindonesiaan.
Mengacu pada tema HSN tahun ini, “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”, Presiden Prabowo ingin santri masa kini menjadi pelopor kemajuan.
“Saya percaya, santri hari ini bukan hanya penjaga moral bangsa, tetapi juga pelopor kemajuan yang menguasai ilmu agama dan ilmu dunia, yang berakhlak dan berdaya saing,” ujar Presiden.
