RP10 T Cetak 400 Ribu Hektare Sawah Baru: Strategi Mentan Amran Tekan Harga Beras Zona 3

Amran Sulaiman
Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Foto: dok kementerian pertanian.

​Amran mencontohkan keberhasilan di Kalimantan, yang sebelumnya sangat bergantung pada pasokan beras dari Surabaya dan Sulawesi Selatan. “Kalsel, Kalteng, Kalbar, itu sudah swasembada,” ungkap Mentan.

​Saat ini, kementeriannya fokus mengejar cetak sawah di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur untuk melengkapi kemandirian pangan di wilayah tersebut.

Pemerintah juga mencatat total cetak sawah yang telah berhasil mencapai 280.000 hektare, yang diklaim telah berdampak pada peningkatan produksi beras tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

Baca Juga:Harga Beras di Zona 3 Lampaui HET, Pemerintah Pertimbangkan Subsidi Angkutan Kritis ke Wilayah TimurWabup Sumedang: Ubi Cilembu Kunci Kedaulatan Pangan, Bukan Beras

​Produksi Beras Melonjak, Bulog Kekurangan Gudang

​Di balik optimisme cetak sawah baru, muncul tantangan logistik tak terduga: rekor tingginya produksi beras.

​Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan peningkatan produksi beras total sebesar 14,49 persen pada periode Januari-Juli 2025, mencapai 21,76 juta ton.

Produksi tertinggi tercatat 13,95 juta ton pada Januari-April 2025. ​Ironisnya, lonjakan produksi yang membanggakan ini menyebabkan Perum Bulog mengalami kekurangan gudang penyimpanan (stokist).

​Untuk memastikan hasil panen dari cetak sawah baru dapat tersimpan dengan baik dan tidak menimbulkan kerugian, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp5 triliun kepada Bulog untuk membangun 100 gudang baru.

​Meskipun fokus jangka panjang pada cetak sawah, tapi Amran memastikan bahwa operasi pasar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) akan tetap berlangsung hingga Januari atau Februari 2026. Didukung stok yang masih tersedia sebanyak 1 juta ton, sebagai penahan harga jangka pendek.​ (*)

0 Komentar