Kondisi ini membuktikan pembangunan memerlukan pendekatan berbasis komunitas yang lebih agresif.
​“Saya mengajak GP Ansor untuk turun langsung membantu menyelesaikan persoalan desa. Koperasi adalah wadah terbaik untuk itu, mulai dari listrik, air bersih, hingga kemiskinan,” tegas Ferry, dikutip dari keterangan pers kementerian.
​Untuk mempercepat elektrifikasi, Kemenkop menyatakan siap berkolaborasi dengan GP Ansor untuk membangun pembangkit listrik mini hidro atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) skala kecil. Operasionalnya akan dikelola sepenuhnya oleh koperasi desa terkait .
Baca Juga:LBH GP Ansor Desak KPI Tindak Pidana Program Xpose Uncensored Trans7 dan Hentikan Siaran PermanenJaringan "8 Juta Kader" GP Ansor Jadi Senjata Baru Bulog, Amankan Pangan Nasional hingga Pelosok Desa
​80.000 Target Koperasi dan Peran Krusial GP Ansor
​Menkop Juliantono mengaku terkejut dan senang mengetahui bahwa banyak kepala desa dan pengurus koperasi di berbagai daerah berasal dari kader GP Ansor. Ini menjadi alasan utama Kemenkop memilih Ansor sebagai mitra strategis.
​“Kami ingin koperasi menjadi sehat, modern, dan mandiri. GP Ansor bisa menjadi mitra strategis dalam mendampingi koperasi di lapangan, memastikan pengelolaan bisnis dan keuangan yang profesional,” ujarnya.
​Program Kopdes/Kel Merah Putih sendiri menargetkan pembentukan ambisius, yaitu 80.000 koperasi di seluruh Indonesia.
Untuk memastikan kesuksesan dan profesionalitas, Kemenkop telah menyiapkan 8.000 pendamping usaha (business assistant) yang akan mendampingi koperasi desa. Kehadiran kader Ansor di struktur desa dipercaya akan mempercepat transformasi ini.(*)
