Senada dengan Sekda, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Garut, Saepulloh, mempertegas posisi strategis santri.
“Santri itu merupakan perekat bangsa, aset negara, dan tumpuan masa depan bangsa,” tegas Saepulloh.
Peran strategis ini ditopang oleh dua pendekatan yakni silaturahim (untuk mewujudkan persatuan) dan silatul fikri (hubungan pemikiran).
Baca Juga:Lawan Stigma Negatif, Ribuan Massa Gelar Petisi Dukungan di Santri Land Festival Tangsel 2025Sinergi Bawaslu dengan Kemenag Kota Cirebon Perkuat Pendidikan Demokrasi Pelajar dan Santri
Saepulloh menuntut santri berinovasi dan menterjemahkan kandungan Al-Qur’an dan Al-Hadis secara kontekstual dalam kehidupan sehari-hari.
”Saya yakin santri hari ini sudah berpikiran modern dan brilian,” pungkas Saepulloh, menaruh harapan besar pada kemampuan santri beradaptasi dengan tantangan zaman.
Fokus Tiga Cabang: Dari Alfiyah, Pidato, Hingga Qosidah
Perlombaan Santri Antar Pesantren HSN 2025 ini memperebutkan Piala Bupati Garut dengan fokus pada tradisi keilmuan dan ekspresi seni, meliputi tiga cabang utama.
Pertama MQK (Musabaqoh Qiroatul Kutub) Kitab Alfiyah Ibnu Malik, kedua lomba pidato anak-anak dan remaja, dan ketiga lomba qosidah (sebagai puncak rangkaian).(*)
