Cirebon Lawan Boros Pangan, Libatkan PKK dan Hotel Olah Sisa Makanan Jadi Pupuk

Ilustrasi-sampah-sisa-makanan
Pemkab Cirebon resmi meluncurkan Gerakan Setop Boros Pangan sebagai langkah tegas dan inovatif memerangi krisis pangan dan menekan sampah. Foto: Ilustrasi/Pixabay.com

CIREBONINSIDER.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon mengambil langkah tegas dan inovatif untuk memerangi krisis pangan dan menekan volume sampah.

Pemkab secara resmi meluncurkan “Gerakan Setop Boros Pangan,” yang melibatkan unsur kunci masyarakat dan pelaku usaha, yakni Kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta pengelola hotel dan restoran.

​Sosialisasi gerakan strategis yang bertujuan memperkuat ketahanan pangan ini digelar di ruang rapat Paseban Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Cirebon pada Rabu (15/10/2025), dan dibuka langsung Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon, Hendra Nirmala.

Baca Juga:Wabup Sumedang: Ubi Cilembu Kunci Kedaulatan Pangan, Bukan BerasKendalikan Inflasi lewat Diplomasi Dagang, Pemkot Cirebon Subsidi Biaya Angkut Pangan Antardaerah

​Urgensi Peringkat Global

​Langkah Pemkab Cirebon ini didorong oleh data yang menempatkan Indonesia pada posisi darurat pemborosan pangan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, Sudiharjo, mengungkapkan fakta mencengangkan bahwa Indonesia termasuk lima besar negara paling boros pangan di dunia.

​”Di urutan pertama ada China, kemudian disusul India, Brasil, Amerika Serikat, dan kelima adalah Indonesia. Fakta ini harus menjadi cambuk bagi kita, menunjukkan betapa besar potensi pangan yang terbuang sia-sia,” tegas Sudiharjo.

Strategi Ganda: Pencegahan dan Pengolahan

​Sekda Hendra Nirmala menjelaskan, Gerakan Setop Boros Pangan memiliki dua target utama yang saling mendukung.

Target pertama adalah mencegah adanya sisa makanan demi mendukung ketahanan pangan di tingkat lokal.

​Target kedua adalah menyelamatkan sisa makanan organik yang sudah terlanjur ada untuk diolah kembali.

​“Sisa makanan organik ini kita bisa koordinasi dengan pengusaha (hotel dan restoran) untuk diproses menjadi pupuk,” ujar Hendra. Ini menjadi solusi konkret yang mengubah masalah sampah menjadi nilai ekonomi, sekaligus meminimalisasi sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Baca Juga:Gerakan Pangan Murah Kota Cirebon Jadi Benteng Pertahanan Krusial Lawan Inflasi dan Ancaman StuntingMBG Serap 1 Juta Pekerja, Dadan Sebut Program Prabowo Buka Lapangan Kerja Massal

​PKK sebagai Garda Terdepan

​Untuk memastikan gerakan ini masif dan berkelanjutan, DKPP Cirebon melibatkan peran sentral dari ibu-ibu PKK dari 40 kecamatan.

Kelompok ini dipilih sebagai ujung tombak edukasi karena bersentuhan langsung dengan perilaku konsumsi di rumah tangga.

​”Kita berikan pemahaman tentang setop pangan kepada ibu-ibu PKK dari 40 kecamatan, yang kemudian pemahaman ini bisa jadi pembelajaran dan ditularkan bagi anak-anak di rumah,” jelas Sudiharjo.

0 Komentar