Cirebon Akui 'Gagal Total' Atasi Sampah Desa, Solusi 'Duit Sirkular' Diterapkan, Warga Siap Panen Cuan

Sampah
Cirebon mengambil langkah strategis. Pemkab Cirebon membuat langkah strategis dalam mengatasi sampah dengan mendorong warga desa mengambil alih tanggung jawab pengelolaan melalui skema Ekonomi Sirkular. Foto: Ilustrasi/Pixabay.com

CIREBONINSIDER.COM – Setelah mengakui secara terbuka bahwa sistem pengelolaan sampah terpusat di Kabupaten Cirebon telah “gagal total” menjangkau ratusan desa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon mengambil langkah strategis.

Solusi baru resmi didesentralisasi, mendorong warga desa mengambil alih tanggung jawab pengelolaan melalui skema Ekonomi Sirkular yang ambisius.

Ini adalah upaya mengubah tumpukan sampah menjadi sumber pendapatan (cuan) alih-alih sekadar tumpukan masalah.

Baca Juga:Buang Sampah Sembarangan di Kabupaten Cirebon Kena Denda Rp500 Ribu, Simak Penjelasan Kepala DLHTarget Indonesia Emas 2045, Cirebon Tancap Gas Implementasi Manajemen Talenta ASN

Alasan Pemkab Cirebon Mendesentralisasi Sampah

​Pengakuan kelemahan sistem terpusat ini terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Pengelolaan Sampah Berbasis Partisipasi Masyarakat Desa pada Program Kampung Bersih” yang digelar Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda di Hotel Apita Cirebon, Kamis (9/10/2025).

​Dalam sambutan Bupati Cirebon Imron, yang dibacakan Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kabupaten Cirebon, Dadang Priyono, diakui bahwa wilayah Cirebon, dengan jumlah desanya yang masif, belum memiliki sistem pengelolaan sampah terintegrasi yang mampu menjangkau hingga ke akar rumput.

​”Pengelolaan sampah berbasis masyarakat desa menjadi langkah strategis untuk memperkuat peran serta warga dalam menjaga kebersihan lingkungan secara mandiri dan berkelanjutan,” ujar Dadang.

Pernyataan ini secara tegas menggarisbawahi pemindahan tanggung jawab sekaligus upaya pemberdayaan masyarakat desa.

​Fokus pada Bank Sampah, TPS3R, dan RDF

​FGD ini tidak hanya berfokus pada kebersihan lingkungan, namun secara ambisius diarahkan untuk memicu inovasi yang berorientasi Ekonomi Sirkular (circular economy).

Pemerintah daerah menargetkan kolaborasi ini mampu mengidentifikasi cara-cara memaksimalkan potensi sampah agar bernilai ekonomi tinggi berbasis komunitas.

​Dadang Priyono mencontohkan langkah-langkah konkret yang didorong dalam skema duit sirkular, antara lain:

Baca Juga:Camat Gempol Cirebon Gugat Batas Pensiun 58 Tahun ke MK, Sidang Mulai BerjalanTEROBOSAN CIREBON: Rp3,5 Miliar untuk Koperasi Kelurahan, Motor Ekonomi Lokal dan Pilar Ketahanan Pangan

​Pengaktifan bank sampah dan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) secara masif.​Pengolahan sampah organik menjadi kompos atau sumber energi terbarukan.

​Pemanfaatan sampah nonorganik untuk kegiatan ekonomi kreatif atau sebagai bahan bakar alternatif RDF (Refuse Derived Fuel).

​”Pendekatan berbasis masyarakat terbukti mampu mengubah persoalan sampah menjadi potensi yang bermanfaat dan bernilai ekonomi,” tegasnya.

Dadang menargetkan program Kampung Bersih ini dapat berjalan efektif dan berkesinambungan melalui tahapan sistematis yang melibatkan lintas sektor.

0 Komentar