​Kesiapan dan Tantangan Transisi Energi
​Untuk merealisasikan target ambisius B50, kapasitas produksi Fatty Acid Methyl Ester (FAME)—bahan baku biodiesel—harus ditingkatkan signifikan.
– ​Peningkatan Produksi FAME: Kapasitas harus melonjak dari 15,6 juta kiloliter (KL) pada 2025 menjadi 20,1 juta KL pada 2026.
– ​Penciptaan Lapangan Kerja: Lonjakan produksi ini diperkirakan membuka lapangan kerja baru bagi 2,5 juta tenaga kerja di perkebunan dan 19 ribu pekerja di pabrik pengolahan.
Baca Juga:Mentan Amran Siapkan Dana Rp371,6 T untuk Hilirisasi Pertanian: Ini Daftar Komoditas UtamaMentan Amran Bergerak Cepat, Jawab Tuntutan Petani Indramayu dengan Solusi Konkret
​Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan bahwa persiapan teknis terus berjalan. Termasuk uji jalan (road test) B50 yang sudah dimulai dan melibatkan berbagai mesin berat (lokomotif, kapal, genset PLTU) selama enam bulan ke depan.
​Opsi Alternatif: B50 atau B45?
​Meski komitmen setop impor solar 2026 sudah final, implementasi B50 masih memiliki opsi alternatif yang dipertimbangkan.
​Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyebut opsi B45 (membutuhkan 17 juta KL FAME) menjadi alternatif jika ketersediaan FAME belum mencapai target 19 juta KL yang dibutuhkan untuk B50.
​Terlepas dari persentase akhir (B45 atau B50), komitmen pemerintah untuk mewujudkan kemandirian energi dan mengurangi impor solar pada 2026 telah menjadi fokus utama.
Program mandatori biodiesel ini adalah bagian fundamental dari ‘New Economic Order’ yang dicanangkan pemerintah. Memanfaatkan sumber daya alam dalam negeri untuk menciptakan ketahanan ekonomi yang mandiri.(*)
