Menurutnya, game plan yang disusun tidak mampu dieksekusi dengan baik oleh para pemain di lapangan.
​Kusnaeni menyoroti komposisi awal Kluivert dengan formasi 4-2-3-1 dan duet double pivot Joey Pelupessy-Marck Klok yang tujuannya meredam agresivitas lawan. Sayangnya, rencana itu berantakan total.
​”Game plan yang dibuat pelatih juga sesuai prediksi banyak orang. Sayangnya, game plan ini tidak bisa dieksekusi dengan baik,” tegas Mohamad Kusnaeni.
Baca Juga:PSSI Gerak Cepat, Buru Talenta Diaspora untuk Lini Serang Timnas GarudaPersib Rekrut Eliano Reijnders, Bek Sayap Kanan Timnas Indonesia
​Kelemahan paling fatal terletak pada lini tengah. Duet gelandang bertahan Indonesia dinilai terlalu sering kalah dalam duel dan tidak padu, yang membuat Arab Saudi leluasa mendominasi lapangan tengah, terutama di babak pertama.
​”Lemahnya lini tengah membuat keseimbangan permainan jadi timpang,” tambahnya.
​Akibat kekalahan dominasi di tengah, skenario serangan Timnas menjadi monoton, dipaksa melebar, dan mudah diantisipasi lawan.
​Respons Taktik Dinilai Terlambat,Keseimbangan Datang Terlalu Larut
​Kritik Kusnaeni juga menyasar kecepatan Patrick Kluivert dalam menanggapi situasi di lapangan.
Permainan Indonesia dinilai monoton dan minim kreativitas saat mencoba bangkit setelah tertinggal 1-2.
​Menurutnya, pergantian pemain yang dilakukan Kluivert terbilang terlambat, sehingga Indonesia kembali kebobolan di awal babak kedua.
Keseimbangan permainan baru mulai terbentuk setelah masuknya Ole Romeny dan Thom Haye.
​”Setelah masuknya Ole Romeny dan Thom Haye, keseimbangan permainan lebih terbentuk. Kendali lapangan tengah mulai bisa direbut dan serangan-serangan jadi lebih terarah,” jelas Kusnaeni.
Baca Juga:Inilah Perjalanan Karir Thom Haye, Pemain Timnas Indonesia yang Kini Direkrut PersibWow! Ranking FIFA Timnas Indonesia Melesat 4 Tingkat
​Namun, momen perbaikan itu datang terlalu larut. “Sayangnya, tidak cukup waktu untuk mengejar gol tambahan dan membalikkan keadaan,” tutupnya.
​Kekalahan ini, khususnya kegagalan eksekusi game plan di lini tengah, menjadi pelajaran berharga yang wajib direspons cepat oleh jajaran pelatih.
Sebab, pada laga selanjutnya, Timnas Indonesia sudah harus menghadapi Irak, yang menuntut penentuan susunan pemain yang lebih jeli dan respons taktis yang jauh lebih cepat. (*)
