CIREBONINSIDER.COM – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) meluncurkan strategi kunci untuk merealisasikan visi 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto.
Strategi tersebut fokus pada memaksimalkan jaringan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan secara masif.
​Ara secara eksplisit menyatakan langkah ini bertujuan menjadikan pembiayaan negara sebagai senjata ampuh untuk melawan praktik tengkulak dan rentenir yang selama ini menjerat rakyat kecil.
Baca Juga:Ini Lho Besaran Tunjangan Perumahan DPRD Jabar, Pastikan akan Ada EvaluasiSyarat Pengajuan KUR BRI September 2025, Ini Simulasi Angsuran untuk Plafon 50 Juta sampai 150 Juta
​Strategi “Jemput Bola” BRI: Pasang ‘Booth’ di Pusat Keramaian
​Menteri Ara menekankan bahwa peran BRI harus dioptimalkan melalui pendekatan ‘jemput bola’ yang masif. Sosialisasi program pembiayaan, tegasnya, harus keluar dari ruang internal dan langsung menyentuh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), karyawan perusahaan, hingga pelaku UMKM.
​”Saya mohon jaringan BRI benar-benar dimaksimalkan. Sosialisasi FLPP jangan hanya di internal, tapi juga kepada karyawan perusahaan, pelaku UMKM, dan masyarakat luas,” tegas Menteri Ara dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (3/10/2025).
​Ia bahkan mendesak BRI untuk melakukan terobosan radikal. “Bahkan kalau perlu, buka booth langsung di kota-kota besar. Di mal atau di pusat keramaian, agar masyarakat bisa segera mengajukan dan diproses cepat,” tambahnya, menunjukkan urgensi percepatan pelayanan.
​Tiga ‘Senjata’ Utama Ara: Target 350 Ribu FLPP dan KUR Lawan Rentenir
​Dalam pertemuan dengan manajemen BRI, Menteri Ara memaparkan tiga fokus utama yang harus dikerjakan bersama untuk memastikan program perumahan berjalan optimal dan selaras dengan visi keadilan sosial pemerintah.
1. ​Akselerasi FLPP Historis: Pemerintah menargetkan penyaluran 350 ribu unit rumah subsidi melalui FLPP tahun ini—angka terbesar sepanjang sejarah. BRI didorong untuk menjadi penyalur utama demi mencapai target ambisius tersebut.
2. ​Mendorong Inovasi KUR Perumahan: Menteri Ara secara khusus menyoroti KUR Perumahan sebagai instrumen inovatif yang harus didorong penyalurannya oleh BRI. Dari total plafon KUR nasional Rp130 triliun, BRI diminta mengambil porsi penyaluran yang lebih besar.
​”Negara sangat perhatian agar KUR Perumahan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam sisa 2,5 bulan tahun ini. Saya minta BRI betul-betul tampil terdepan,” ujarnya.