INDRAMAYU, CirebonInsider.com- Namanya Naisila Anandia. Usianya 15 tahun dan cita-citanya ingin menjadi dokter.
Keinginan Naisila Anandia, menjadi sebuah langkah percaya diri, terutama ketika ia berjalan ke panggung menemui Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul pada Senin, 29 September 2025.
Ya, gadis asal Desa Wirakanan, Kecamatan Kandanghaur, itu menjadi salah satu calon siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) Kabupaten Indramayu yang untuk sementara berlokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Sosial.
Baca Juga:Resmi Kantongi Sertifikat Indikasi Geografis, Gedong Gincu Sah Jadi Mangga Khas IndramayuGincu Ayu 2025, Bupati Indramayu: Inovasi adalah Jalan untuk Memberikan Pelayanan Terbaik
Sejak Kamis (2/10/2025), Naisila pun resmi memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bersama teman-temannya.
Perjalanan Naisila menuju bangku sekolah tak mudah. Setelah lulus dari SD Wirakanan 1, dia terpaksa berhenti sekolah selama tiga tahun karena ketiadaan biaya.
Ayahnya, Nurbuat, seorang buruh serabutan yang sakit-sakitan, tak lagi mampu membiayai pendidikan putrinya.
Selama itu, hari-hari Naisila diisi dengan membantu ibunya, mengantar jemput adiknya sekolah, dan bermain.
Meski begitu, dia tetap menyimpan mimpi besar: ingin menjadi dokter.
“Cita-cita saya ingin jadi dokter, supaya bisa menyembuhkan bapak dan bantu orang miskin yang gak mampu berobat,” ujar Naisila dengan suara tegas, meski matanya berkaca-kaca.
Pernyataan itu disambut hangat oleh Mensos Gus Ipul.
“Titip ya, Bapak dan Ibu Guru. Ini ada anak istimewa ingin jadi dokter,” ucapnya sambil menoleh kepada para pendidik SRT.
Bagi Naisila, kesempatan bersekolah di SRT adalah jalan baru untuk mewujudkan cita-citanya.
Baca Juga:Sekolah Rakyat Prabowo Hadir di Indramayu: Beasiswa dan Masa Depan Anak Miskin Lewat Teknologi AIPrabowo ke Siswa Sekolah Rakyat: Cintai Orang Tuamu, Cium Kaki Ibumu
“Senang sekali bisa lanjut sekolah, bisa dapet ilmu lagi. Dahulu berhenti karena gak ada biaya, sekarang ada kesempatan lagi,” tuturnya sambil membereskan tempat tidurnya di asrama SRT.
Di SRT Indramayu, Naisila tak berjuang sendirian. Ada 100 siswa lain yang terbagi dalam empat rombongan belajar, masing-masing untuk jenjang SD dan SMP.
Menurut Gus Ipul, Sekolah Rakyat hadir sebagai solusi bagi anak-anak yang putus sekolah maupun tak sempat mengenyam pendidikan karena keterbatasan ekonomi.
“Alhamdulillah, Indramayu sudah memulai Sekolah Rakyat Terintegrasi. Tahun ini ada SD dan SMP, mudah-mudahan tahun depan bisa ada SMA,” katanya, dilansir dari laman resmi Pemkab Indramayu.