​CIREBONINSIDER.COM – Geliat ekonomi Jawa Barat kian menguat. Kawasan berikat di Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) kini menjelma menjadi pusat industri baru yang strategis.
Kantor Bea Cukai Cirebon mencatat adanya pertumbuhan signifikan seiring masifnya investasi, ekspor, dan penyerapan tenaga kerja lokal.
​Hingga September 2025, tercatat sudah ada 42 perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat, melonjak hampir 77 persen dibandingkan tahun 2022.
Baca Juga:Investasi Rp1,8 Triliun Mengalir ke Kuningan, Pabrik Sepatu Bakal Serap 7.000 Tenaga KerjaLucky Hakim Pastikan Rekrutmen Tenaga Kerja Pabrik Sepatu di Krangkeng Indramayu Prioritaskan Warga Lokal
Mayoritas perusahaan bergerak di sektor alas kaki dan tekstil yang berorientasi ekspor. Bahkan memproduksi sejumlah merek sepatu internasional ternama.
​Investasi Melonjak Tiga Kali Lipat, Ekspor Sumbang Rp15 Triliun
​Kepala Kantor Bea Cukai Cirebon, Abdul Rasyid, mengungkapkan bahwa lonjakan ini didorong oleh peningkatan nilai investasi yang drastis.
​”Nilai investasi di kawasan berikat Ciayumajakuning pada 2021 hanya Rp5,9 triliun. Sementara di tahun 2025 sudah mencapai sekitar Rp20 triliun,” kata Rasyid di Cirebon, Kamis (26/9), dikutip dari Antara.
​Dari sisi kinerja, devisa ekspor yang dihasilkan dari kawasan berikat telah menembus lebih dari Rp15 triliun, serta menyerap sekitar 112 ribu tenaga kerja.
​Rasyid menambahkan, fasilitas ini membuat perusahaan lebih leluasa mengembangkan produksi. “Hasilnya devisa ekspor meningkat, sementara masyarakat memperoleh lapangan kerja,” ujarnya, optimis pertumbuhan akan terus berlanjut.
​Peta industri pun meluas. Bea Cukai mendapatkan informasi pembangunan pabrik alas kaki berskala besar di Kabupaten Kuningan yang diproyeksikan menyerap ribuan pekerja.
Sementara itu, Indramayu yang selama ini identik dengan pertanian, juga mulai masuk dalam peta pertumbuhan kawasan industri. Dampak positifnya, UMKM pendukung, mulai dari katering hingga jasa kos, ikut berkembang.
Baca Juga:DPRD Majalengka Dukung Gagasan KDM Jadikan BIJB Kertajati Pusat Industri Pertahanan NasionalAtasi Kemiskinan di Indramayu, BP Taskin: Perlu Pengembangan Pertanian Berbasis Industri Modern
​Peran DJBC: Stimulus Fiskal Dorong Daya Saing Global
​Di tingkat nasional, Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa DJBC Kemenkeu, Nirwala Dwi Heryanto, menjelaskan fasilitas ini dirancang sebagai stimulus fiskal.
​”Melalui fasilitas penangguhan Bea Masuk dan pajak impor atas bahan baku maupun barang modal, perusahaan dapat menekan biaya produksi dan lebih kompetitif di pasar global,” jelas Nirwala, Kamis (26/9).
​Secara nasional, DJBC mencatat 1.512 perusahaan skema kawasan berikat beroperasi hingga Agustus 2025.
Kontribusinya terhadap ekspor nasional mencapai 30 persen (setara devisa Rp3.140 triliun), serta menyerap 1,83 juta tenaga kerja secara nasional.