Dirjen Dikti: Mahasiswa di Era Digital Wajib Kuasai Tiga Literasi Utama

Mahasiswa
Ilustrasi mahasiswa di era digital. Foto: bentara campus.

CIREBONISIDER.COM– Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Khairul Munadi, menekankan pentingnya tiga literasi utama yang harus dimiliki mahasiswa untuk menghadapi tantangan di era digital.

Ketiga literasi tersebut adalah literasi data, literasi teknologi, dan literasi antar-manusia.

Menurut Khairul, mahasiswa saat ini bukan lagi dihadapkan dengan tantangan belajar tentang apa yang mereka ketahui, melainkan bagaimana cara mereka belajar secara berkelanjutan.

Baca Juga:UPT Pengembangan Karier UIN SSC Adakan Writing Clinic 2025, Tingkatkan Life Skill MahasiswaTindak Lanjut Ricuh Aksi: KDM Dengarkan Aspirasi, Pastikan Pembebasan Mahasiswa yang Ditahan Polisi

“Tantangannya bukan lagi apa yang kita tahu tentang sesuatu, tapi bagaimana kita belajar. Learning how to learn,” ujar Khairul dalam kuliah umum di Universitas Sunan Gresik (USG), Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada Kamis (18/9), dikutip dari Antara.

Literasi Penting di Tengah Arus Informasi

Khairul menegaskan bahwa ketiga literasi itu penting sebagai fondasi mahasiswa agar dapat berkembang di tengah perkembangan teknologi yang pesat.

Ia pun menjelaskan, mahasiswa harus memiliki literasi data.

Menurutnya kemampuan ini menuntut mahasiswa untuk dapat membaca, menganalisis, dan memanfaatkan data dalam jumlah besar (big data).

Sementara itu, literasi teknologi membekali mahasiswa untuk memverifikasi kebenaran informasi di tengah banyaknya hoaks.

Adapun literasi antar-manusia juga tak kalah pentingnya diperlukan agar kemajuan teknologi tidak menggerus kemampuan berinteraksi.

“Jangan sampai kebalik, tujuan memanusiakan manusia, jangan sampai merobotkan manusia,” tegasnya.

Keterampilan Tambahan untuk Generasi Pembelajar Adaptif

Selain tiga literasi utama, Khairul juga menyoroti pentingnya sejumlah keterampilan esensial lainnya, yaitu kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan kolaborasi.

Baca Juga:Ini Dia Delapan Program Paket Ekonomi 2025, Salah Satunya Magang bagi Lulusan Perguruan TinggiKesempatan Emas! Hungaria Buka 110 Kuota Beasiswa Penuh Per tahun Bagi Mahasiswa Indonesia

Ia berpendapat bahwa kampus tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar teori, melainkan juga sebagai pusat penciptaan pengetahuan, inovasi, dan dampak sosial.

Di hadapan ribuan mahasiswa baru yang menghadiri acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), Khairul mendorong mahasiswa untuk lebih sering belajar bersama dan berkolaborasi.

“Saya mendorong adik-adik mahasiswa untuk banyak belajar bersama dan kolaboratif, dalam rangka belajar efektif dan efisien,” tutupnya. (*)

0 Komentar