​CIREBONINSIDER.COM – Di tengah derasnya arus modernisasi dan teknologi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon berupaya keras melestarikan warisan budaya.
Bekerja sama dengan Paguyuban Saketi, Disbudpar menggelar pameran tosan aji bertajuk “Pameran Keris Nasional: Eksistensi Gaman Jawa Barat” di Pendopo Bupati Cirebon pada 12-14 September 2025.
Acara ini bukan sekadar pameran, melainkan sebuah misi edukasi untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan nilai historis pusaka tradisional, khususnya kepada generasi muda yang kini akrab dengan gawai.
Baca Juga:Digelar di Pendopo Bupati Cirebon, Pameran Keris Nasional Angkat Eksistensi Gaman Jawa BaratKACES Kembali Digelar di Kota Cirebon, Pertukaran Budaya Indonesia dengan Korea Selatan
​Kepala Disbudpar Kabupaten Cirebon, Abraham Mohammad, menegaskan bahwa pameran ini adalah langkah strategis untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap warisan budaya.
“Esensinya adalah bagaimana kita menyosialisasikan dan memperkenalkan kearifan lokal kepada generasi muda yang sekarang lebih sering bermain gawai,” ujarnya, di Cirebon, Jumat (12/9), dikutip dari Antara.
Ia menekankan bahwa tosan aji seperti keris, tombak, dan golok merupakan karya budaya bernilai tinggi yang tidak bisa hanya dimaknai secara mistis. Benda-benda ini adalah bagian integral dari warisan budaya Nusantara yang harus dipandang dengan nilai luhur.
​Hapus Stigma dan Gali Nilai Historis
​Pameran kali ini terasa spesial karena menghadirkan demo pembuatan tosan aji, termasuk proses tempa dan ukir gagang keris.
Gunawan Wibiksana, Ketua Paguyuban Saketi sekaligus panitia pelaksana, menyebut pameran ini diikuti oleh sekitar 200 peserta dengan 100 meja koleksi dari berbagai daerah.
“Keris yang dahulu berfungsi sebagai senjata, kini telah mengalami evolusi makna menjadi peninggalan seni dan budaya,” jelasnya.
​Lebih dari sekadar pameran, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk menghapus stigma negatif terhadap keris. Menurut Gunawan, stigma bahwa keris membawa sial sengaja ditanamkan sejak masa kolonial Belanda untuk melemahkan masyarakat Nusantara.
Baca Juga:Bupati Cirebon Resmikan Bank Mini di SMPN 1 Arjawinangun, Menanamkan Budaya Menabung sejak DiniWakil Wali Kota Cirebon Apresiasi Festival Kepatihan 2025: Perkuat Nilai Budaya, Sosial, dan Ekonomi Lokal
“Selama empat tahun ini kami bekerja sama dengan pemerintah daerah mengadakan seminar gaman di sekolah. Tujuannya menghapus dogma lama bahwa keris itu membawa sial, padahal itu warisan budaya,” ungkapnya.
​Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah dan komunitas budaya, pameran ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan kebanggaan terhadap identitas budaya bangsa.