Mentan Amran Ajak IPB Bersatu 'Perang' Lawan Kartel Pangan

Amran Sulaiman
Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Foto: dok kementerian pertanian.

​CIREBONINSIDER.COM — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melontarkan seruan keras dalam Dies Natalis ke-85 Fakultas Pertanian (Faperta) IPB.

Ia secara terbuka mengajak seluruh sivitas akademika dan alumni IPB untuk bersatu melawan musuh terbesar sektor pertanian: mafia pangan.

Seruan ini tak hanya sekadar ajakan, melainkan sebuah “panggilan moral” untuk mengembalikan keadilan yang telah lama direnggut dari tangan petani dan konsumen.

Baca Juga:Mentan Amran: Dolar AS Bisa Rp1.000Terus Sempurnakan Tata Kelola Distribusi, Kementan Pastikan Pupuk Subsidi sampai ke Petani

​Di hadapan para akademisi, Mentan Amran menempatkan IPB sebagai benteng moral dan inovasi yang harus berdiri tegak menghadapi praktik-praktik kotor.

“IPB punya sejarah panjang. Saatnya kita, pemerintah, akademisi, dan alumni, bersatu untuk memberantas mafia pangan dan memastikan kedaulatan pangan berpihak pada rakyat,” tegasnya, Ahad, 7 September 2025, dikutip dari Antara.

​Borok Sektor Pangan: Dari Beras Palsu hingga Pupuk Oplosan

​Seruan ini muncul bukan tanpa alasan. Amran mengungkap borok besar yang telah merugikan negara dan petani.

Hasil investigasi kementeriannya menunjukkan fakta mengejutkan: 212 dari 268 merek beras premium di pasaran tidak memenuhi standar.

​”Ini bukan sekadar kecurangan, ini adalah kejahatan yang merusak kepercayaan publik dan merugikan petani,” ujarnya.

Kasus ini telah dilaporkan kepada aparat penegak hukum, menandakan keseriusan pemerintah dalam menindak tegas kartel-kartel yang bermain curang.

​Selain beras, masalah lain yang tak kalah krusial adalah peredaran pupuk palsu. Amran mencontohkan kasus di mana pupuk yang tidak memiliki unsur hara menyebabkan petani gagal panen dan menderita kerugian hingga Rp3,2 triliun.

Baca Juga:Kementan: Per Juni 2025 Realisasi LTT di Cirebon Capai 67 Ribu Hektare dari Target 105.045Mentan Minta Perketat Penyaluran Beras SPHP agar Tidak Bocor dan Tepat Sasaran

​”Bayangkan, petani yang modalnya pinjaman KUR harus menanggung kerugian besar. Ini sangat menyakitkan,” katanya.

Keterpurukan petani ini, menurutnya, adalah cerminan carut-marut tata kelola agribisnis yang membutuhkan perbaikan mendasar.

​Sinergi Kunci untuk Kedaulatan Pangan

​Kompleksitas masalah ini tak mungkin diselesaikan pemerintah sendirian. Amran menekankan, kunci keberhasilan adalah sinergi kuat lintas sektor, di mana peran IPB dan alumninya sangat krusial.

“Jika kita bersama, saya yakin kita bisa membereskan masalah mafia pangan dan berbagai isu pertanian lainnya. Ini adalah perjuangan kita bersama,” imbuhnya.

​Menanggapi seruan tersebut, Dekan Faperta IPB Suryo Wiyono menyambutnya dengan optimisme. Ia menegaskan bahwa inovasi, ketangguhan, sinergi, kepeloporan, dan kerakyatan adalah nilai dasar yang terus dipegang teguh oleh Faperta.

0 Komentar