CIREBONINSIDER.COM– Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, meluncurkan sebuah terobosan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dengan menerapkan sistem manajemen talenta Aparatur Sipil Negara (ASN).
Langkah ini bukan sekadar kebijakan administratif, melainkan sebuah investasi jangka panjang untuk mengoptimalkan ribuan potensi ASN yang tersebar di lingkungan pemerintahan.
Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar menjelaskan bahwa inisiatif ini adalah jawaban cerdas atas tantangan pembangunan daerah.
Baca Juga:Kebutuhan Mendesak Warga Jadi Prioritas APBD 2026 KuninganLayanan Adminduk Inklusif untuk Disabilitas di Kuningan, Bukti Kehadiran Negara bagi Warga
“Kuningan punya keterbatasan fiskal, tapi banyak mimpi yang harus diwujudkan. Maka, ASN yang kompeten dan ditempatkan sesuai bidangnya menjadi kunci,” ujar Dian di Kuningan, dikutip dari Antara, Selasa (9/9/2025).
Dengan total 11.530 ASN, Kuningan menyadari bahwa kunci pembangunan bukan hanya terletak pada anggaran, melainkan pada kualitas dan penempatan orang-orang terbaiknya.
Sistem manajemen talenta ini dirancang berbasis digital, mempermudah identifikasi keahlian, minat, dan potensi setiap pegawai.
Dengan cara ini, Pemkab Kuningan bisa memastikan bahwa setiap individu ditempatkan pada posisi yang paling sesuai dengan kemampuannya.
Selama ini, banyak ASN berbakat di Kuningan belum mendapatkan posisi yang sepadan dengan keterampilannya.
Sistem baru ini diharapkan dapat memberikan arah karier yang lebih jelas dan transparan, menghilangkan sistem penempatan yang kurang efektif.
Sebagai wujud komitmennya, Pemkab Kuningan menjadi satu dari 15 instansi di Indonesia yang menandatangani kesepakatan penerapan manajemen talenta ASN di Kantor Regional III Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bandung.
Baca Juga:Pemkot Cirebon dan Pemkab Kuningan Perbarui Kerja Sama Air Bersih, Ini Poin-poin yang DisepakatiBupati Kuningan Ingatkan ASN Kerja Terukur dengan Target Jelas
Ini menegaskan keseriusan Kuningan untuk berinvestasi pada kualitas SDM sebagai prioritas utama.
Dian menambahkan bahwa investasi ini juga menuntut integritas dan kapasitas dari para ASN.
Ia berharap sistem ini dapat menciptakan aparatur yang tidak hanya kompeten secara profesional, tetapi juga bekerja dengan nurani dan passion sesuai dengan latar belakang keilmuan mereka.
Dengan demikian, pelayanan publik di Kuningan diharapkan bisa menjadi jauh lebih baik dan efisien. (*)