CIREBONINSIDER.COM- Pemerintah mengambil langkah strategis untuk memperkuat sistem distribusi pupuk bersubsidi.
Langkah strategis tersebut adalah mendorong kolaborasi antara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan akses petani terhadap pupuk, yang menjadi kunci produktivitas pertanian nasional.
Baca Juga:Koperasi Merah Putih Strategis Hadapi Dinamika Geopolitik, Pengamat Tekankan 3 AspekWamenkop Tekankan Basis Data Akurat agar Koperasi Merah Putih Sukses Entaskan Kemiskinan di Desa
Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyatakan bahwa kehadiran KDMP akan memperkuat rantai pasok pupuk subsidi.
Dengan beroperasi di setiap desa, KDMP dapat mendekatkan petani dengan pupuk, sekaligus menyediakan akses menyeluruh terhadap input pertanian.
Termasuk pupuk bersubsidi, pupuk nonsubsidi seperti ZA, ZK, Phosgreen, Phonska Plus, serta pupuk organik dan pestisida.
“Kementerian Koperasi terus mendorong penguatan KDMP sebagai mitra strategis dalam rantai pasok pupuk bersubsidi,” ujar Ferry dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat, 5 September 2025.
Menurut Ferry, penguatan titik serah pupuk melalui KDMP bukan hanya upaya menjaga ketahanan pangan, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi desa dan mewujudkan swasembada pangan.
Peran Kunci Gapoktan dan Solusi Permodalan
Sementara Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Kementerian Pertanian, Tedy Dirhamsyah, menjelaskan bahwa ada beberapa mekanisme yang dijalankan agar Gapoktan dapat menjadi titik serah pupuk bersubsidi.
Mekanisme tersebut mencakup identifikasi petani potensial, pendorong petani untuk membentuk gabungan kelompok tani agar memiliki posisi tawar yang lebih tinggi, serta pengembangan jejaring dan kemitraan usaha.
Baca Juga:Pemkab Cirebon Siapkan Perda untuk Kuatkan Ekosistem KoperasiWamenkop Meyakini Koperasi Desa Merah Putih Bakal Jadi PSN
Meski demikian, Tedy mengakui sejumlah kendala yang dihadapi Gapoktan, antara lain keterbatasan modal dan gudang, kurangnya SDM manajerial, serta persyaratan administrasi yang belum lengkap.
Keraguan juga muncul karena banyaknya kios pengecer yang berdekatan. Untuk mengatasi tantangan tersebut, peran penyuluh pertanian menjadi sangat vital.
“Penyuluh juga menjadi pembimbing peningkatan kapasitas SDM Gapoktan dan memberikan edukasi persyaratan dan manfaat Gapoktan sebagai titik serah pupuk,” kata Tedy.
Data BPPSDMP menunjukkan, saat ini sudah ada 290 Gapoktan dan 406 Koperasi yang menjadi penyalur pupuk bersubsidi.
Pihak kementerian juga telah mengusulkan 452 Gapoktan baru sebagai titik serah pupuk di 17 provinsi.
Perpres Baru Mudahkan Distribusi Pupuk
Wakil Presiden Bidang Manajemen Saluran Penjualan PT Pupuk Indonesia, Yan Januar Akbar, menambahkan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2025 dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 Tahun 2025 telah menyederhanakan mekanisme penyaluran pupuk subsidi.