CIREBONINSIDER.COM– Tensi demonstrasi mahasiswa yang meninggi di Jawa Barat disikapi serius oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
Gubernur Dedi Mulyadi atau KDM mengumumkan langkah-langkah strategis untuk membuka ruang dialog dan membentuk wadah komunikasi baru dengan kalangan akademisi.
Langkah tersebut sebagai respons langsung terhadap gelombang aksi yang terjadi belakangan ini.
Baca Juga:DPRD Majalengka Dukung Gagasan KDM Jadikan BIJB Kertajati Pusat Industri Pertahanan NasionalKDM Bakal Lebur 41 BUMD: Aksi Tegas Berantas Korupsi dan Inefisiensi
Misalnya pada Selasa, 3 September 2025, Gubernur KDM mengadakan audiensi dengan para rektor dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat.
Pertemuan ini tidak hanya bertujuan menyerap aspirasi, tetapi juga untuk merespons berbagai dinamika yang muncul, termasuk insiden-insiden yang terjadi selama demonstrasi.
“Hari ini kita bertemu dengan para rektor di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat yang intinya ingin mendengarkan apa yang menjadi pokok pikiran, gagasan, dan orientasi akademik untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan,” ujar KDM di Gedung Sate, Bandung, dikutip dari Antara.
Aspirasi Akademik dan Upaya Meredam Konflik
Dalam pertemuan tersebut, KDM mengungkapkan keprihatinannya atas laporan-laporan yang ia terima terkait insiden saat demonstrasi, seperti adanya oknum yang membawa senjata api, bom molotov, hingga narkoba.
Ia menegaskan pentingnya membedakan antara mahasiswa yang murni berjuang untuk kepentingan rakyat dan mereka yang terlibat tindakan kriminal.
“Nanti kita pisahkan mana mahasiswa yang aktivis murni memperjuangkan kepentingan rakyat, mana yang kriminal,” tegasnya.
KDM juga menganggap dirinya sebagai orang tua bagi semua pihak, termasuk mahasiswa, dan memahami semangat yang berkobar-kobar pada anak muda.
Baca Juga:Ajak Jaga Cirebon, Wali Kota: Aspirasi Boleh Disampaikan, tapi Jangan sampai MerusakKDM Usul Relokasi PTDI dan Pindad ke Kertajati, Atasi Kepadatan dan Hidupkan BIJB
Namun, ia menekankan perlunya menjaga iklim yang kondusif agar tidak ada pihak yang menjadi korban, baik mahasiswa maupun aparat.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, Dedi mengumumkan pembentukan Forum Rektor Universitas se-Jawa Barat.
Forum ini diharapkan tidak hanya menjadi kanal aspirasi, tetapi juga wadah untuk membantu Pemprov Jabar dalam menyelesaikan berbagai masalah, mulai dari persoalan sampah, pengangguran, hingga tata kelola wilayah.
“Banyak loh persoalan di Jabar dan perguruan tinggi harus bantu juga menyelesaikan,” kata Dedi.
Ia mencontohkan, kawasan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, bisa dikelola bersama oleh kampus-kampus besar di sana seperti Unpad, ITB, dan IPDN, agar menjadi kawasan pendidikan yang terintegrasi dan aman.