Nonaktifan Adies Kadir dari DPR RI, Golkar Tepis Anggapan Terlibat Insiden Maut di Jakarta

Adies-Kadir
Partai Golkar telah menonaktifkan Adies Kadir dari DPR RI sejak 1 September 2025. Foto: Istimewa

CIREBONINSIDER.COM – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar mengambil langkah mengejutkan dengan menonaktifkan salah satu kadernya, Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir, dari keanggotaannya di parlemen.

Keputusan ini ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, dan Sekretaris Jenderal, Muhammad Sarmuji, pada Minggu (31/8/2025).

​”DPP Partai Golkar secara resmi menonaktifkan Saudara Adies Kadir sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar. Keputusan ini berlaku efektif mulai Senin, 1 September 2025,” ujar Sarmuji dalam keterangan resmi melalui video yang dikonfirmasi di Jakarta.

Baca Juga:Polisi Amankan 58 Orang Diduga Perusuh Bawa Bom Molotov di IndramayuEvalauasi DPR, Prabowo Pimpin Sidang Kabinet Darurat

​Sarmuji menjelaskan, keputusan ini bukan tanpa alasan. Golkar mengklaim langkah ini diambil sebagai respons terhadap dinamika masyarakat dan tuntutan aspirasi rakyat.

“Aspirasi rakyat tetap menjadi acuan utama perjuangan Partai Golkar. Seluruh kiprah partai sesungguhnya merupakan kristalisasi dari semangat kerakyatan,” imbuhnya, dikutip dari Antara.

​Lebih lanjut, Sarmuji juga menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya warga negara Indonesia dalam berbagai insiden yang terjadi belakangan ini saat memperjuangkan aspirasinya.

Pernyataan ini secara tidak langsung merujuk pada insiden yang menewaskan seorang pengemudi ojek daring dalam aksi unjuk rasa di Jakarta.

​Sarmuji menekankan bahwa penonaktifan Adies Kadir adalah bagian dari upaya partai untuk memperkuat disiplin dan etika bagi seluruh anggotanya di parlemen.

​Penonaktifan Adies Kadir: Respons Politik Golkar di Bawah Tekanan Publik

​Penonaktifan Adies Kadir ini memicu spekulasi publik. Keputusan tersebut diduga kuat berkaitan dengan serangkaian aksi unjuk rasa yang menyuarakan penolakan terhadap tunjangan anggota DPR RI.

Unjuk rasa yang terjadi pada 25 dan 28 Agustus 2025 itu berakhir ricuh, dan pada aksi terakhir menelan korban jiwa.

Baca Juga:Aktor Kericuhan Aksi Massa: Kapolri dan Presiden Prabowo Beri Sinyal SenadaKapolresta Cirebon Pastikan Kondisi Aman usai Demo, Tegaskan akan Ada Penegakan Hukum

​Pada Kamis (28/8) malam, seorang pengemudi ojek daring bernama Affan Kurniawan (21) meninggal dunia setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri di tengah bentrokan antara demonstran dan aparat di Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat.

Insiden tragis ini terjadi saat polisi memukul mundur massa yang berunjuk rasa di sekitar Kompleks Parlemen, Senayan. Kematian Affan memicu aksi unjuk rasa susulan, di mana ratusan rekan sesama pengemudi ojek daring dan masyarakat menuntut keadilan di depan Mako Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat.

0 Komentar