Aksi Berujung Anarki di Kota Cirebon, Massa Rusak Kantor DPRD hingga Lempar Batu ke Wali Kota

Unjuk-rasa-ricuh-di-Kota-Cirebon
Aparat kepolisian menghalau pengunjuk rasa yang berlangsung ricuh di Kota Cirebon, Sabtu (30/8). Foto: Istimewa

CIREBONINSIDER.COM – Demonstrasi yang berujung ricuh melanda Kota Cirebon, pada Sabtu (30/8). Aksi anarki yang sebagian besar dilakukan oleh sekelompok pelajar STM ini diawali dengan perusakan fasilitas umum dan kantor DPRD Kota Cirebon, hingga berujung pada bentrokan fisik dengan aparat gabungan.

​Aksi dimulai setelah massa berhasil dipukul mundur dari kericuhan sebelumnya di DPRD Kabupaten Cirebon dan Polresta Cirebon. Mereka kemudian bergerak menuju Kota Cirebon.

Meski sempat dihadang dan dipukul mundur dengan gas air mata oleh aparat di Talun, massa berhasil menerobos dan tiba di Kota Cirebon sekitar pukul 14.10 WIB.

Baca Juga:Bentrokan di Cirebon: Gedung DPRD Dirusak, Sejumlah Fasilitas Hangus TerbakarAksi Refleksi Mahasiswa UIN Cirebon Tuntut Keadilan bagi Ojol Korban Tabrak Lari Brimob

Petugas kepolisian telah bersiaga di perlintasan kereta api Stasiun Kejaksan, Jalan Kartini, Kota Cirebon untuk menghalau massa agar tidak masuk ke Jalan Siliwangi.

​Namun, upaya penghadangan ini tak sepenuhnya berhasil. Sebagian massa berhasil menerobos dan memasuki area Jalan Siliwangi.

Aparat kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan konsentrasi massa, yang membuat sebagian dari mereka justru lari menuju halaman kantor DPRD Kota Cirebon.

​Di sinilah puncak kericuhan terjadi. Massa yang beringas memasuki gedung DPRD, merusak berbagai fasilitas. Kaca gedung dilempari hingga pecah, press room luluh lantak, dan sejumlah kursi serta sofa dihancurkan bahkan ada yang dibawa pergi. Ruang rapat paripurna, Griya Sawala, juga tak luput dari amukan massa.

​Dialog Terputus, Wali Kota Dievakuasi

​Bentrokan kembali pecah ketika Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, berusaha melakukan dialog dengan massa di Jalan Kartini. Padahal sebelumnya massa sendiri yang meminta kehadiran wali kota.

Namun, saat Edo tiba di lokasi, ia justru disambut dengan lemparan batu oleh para demonstran. Wali kota akhirnya terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

​Kondisi semakin tak terkendali. Hingga pukul 17.00 WIB, massa terus menghujani petugas kepolisian, Brimob, dan TNI dengan lemparan batu berukuran besar. Petugas merespons dengan menembakkan gas air mata untuk memecah kerumunan.

Baca Juga:Korupsi Proyek Gedung Setda Kota Cirebon, Kadispora Langsung DigantiIni Nama-nama Tersangka Kasus Gedung Setda Kota Cirebon, Lengkap dengan Jabatannya

Massa kemudian terpukul mundur, menyebar ke beberapa lokasi seperti Jalan Tanda Barat, KS Tubun, dan kembali ke Jalan Kartini, dengan sebagian besar dipisahkan oleh perlintasan kereta api.

0 Komentar