CIREBOINSIDER.COM- Inisiatif pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) menurut Chief Indonesia and India Economist HSBC Global Research, Pranjul Bhandari, merupakan langkah yang baik karena bisa membuka peluang usaha baru dan memperluas jangkauan sektor informal.
Ia mengatakan, Indonesia sebagai pasar berkembang penting untuk mencoba berbagai model termasuk pembentukan KDMP untuk menjangkau bagian ekonomi yang tidak terlayani sektor formal.
Kehadiran KDMP menjadi solusi tepat untuk melakukan pendekatan pada sektor informal yang selama ini kerap kesulitan dalam mengakses pembiayaan.
Baca Juga:Pemkab Cirebon Siapkan Perda untuk Kuatkan Ekosistem KoperasiWamenkop Tekankan Basis Data Akurat agar Koperasi Merah Putih Sukses Entaskan Kemiskinan di Desa
“Jadi, pendekatan langsung ke tingkat desa adalah ide bagus,” kata Pranjul dalam media briefing secara daring di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat, 8 Agustus 2025.
Kendati demikian perjalanan KPMD agar berhasil, sambung Pranjul perlu proses yang tidak instan.
Dibutuhkan perbaikan secara bertahap dan berkelanjutan hingga koperasi benar-benar menghasilkan dampak positif bagi perekonomian.
“Saya kira tantangannya di sini adalah begitu Anda memulai sesuatu, Anda akan berkembang dan belajar sambil berjalan,” ujarnya.
“Setiap kali Anda mempelajari sesuatu, apa yang berhasil atau tidak berhasil, Anda melakukan perubahan dan melangkah maju,” sambung Pranjul.
Dalam data HSBC Global Research mencatat, 60 persen pekerja di Indonesia bekerja di sektor informal.
Sektor ini meliputi aktivitas pertanian dan usaha kecil dan memiliki porsi konsumsi nasional sebesar 55 persen.
Baca Juga:Wamenkop Meyakini Koperasi Desa Merah Putih Bakal Jadi PSNDKUKMPP Kota Cirebon: 22 Koperasi Merah Putih Resmi Berbadan Hukum, Siap Akses Modal Produktif
Adapun untuk 40 persen lainnya merupakan pekerja formal yang memiliki porsi konsumsi sebesar 45 persen.
HSBC Global Research juga menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid pada kuartal II 2025 karena di saat konsumsi pekerja formal melemah, justru konsumsi pekerja informal membaik sehingga mampu menopang kondisi tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) menyebutkan bahwa telah terbentuk 80.000 unit KDMP di seluruh Indonesia, dan itu akan membuka lapangan kerja baru.
Deputi Bidang Koordinasi Tata Niaga dan Distribusi Pangan Kemenko Pangan, Tatang Yuliono menjelaskan mengenai proyeksi penyerapan tenaga kerja dari KDMP tersebut.
Ia menyebutkan bahwa terdapat 240 ribu pengelola koperasi, 400 ribu pengurus koperasi, 240 ribu pengawas koperasi, dan 560 ribu tenaga unit usaha (seperti toko, apotek, cold storage, dan logistik).