CIREBONINSIDER.COM- Saat ini tengah marak penipuan dengan modus mengatasnamakan bank.
Para pelaku mengemas modus penipuan dengan cara yang tampak profesional dan meyakinkan, sehingga banyak orang tertipu.
Menanggapi kondisi ini, Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya dan sejumlah lembaga keuangan nasional mengingatkan masyarakat untuk waspada dengan segala modus penipuan pelaku yang cukup meyakinkan tersebut.
Baca Juga:BSI Luncurkan Fitur Beli Paket Umrah di Aplikasi BYOND, Permudah Jamaah Memilih Travel Terpercaya2 Cara Gunakan Factory Reset Android Minim Risiko, Data Penting Tetap Aman
Selain waspada masyarakat juga diminta untuk mengenali sejumlah ciri umum dari penipuan yang kerap mengatasnamakan bank itu.
Para pelaku sering menyasar korban melalui berbagai saluran seperti telepon, SMS, WhatsApp, email, hingga media sosial.
Biasanya, mereka meminta data pribadi seperti nomor rekening, PIN, atau kode OTP dengan dalih verifikasi atau pembaruan data.
Penipuan berkedok bank juga dapat berupa tawaran hadiah, pengembalian dana, atau tagihan fiktif yang mengarahkan korban untuk mengklik tautan mencurigakan.
Nah, untuk mengenali bagaimana ciri-ciri umum modus penipuan berkedok bank ini. silahkan simak uraian berikut.
Ciri-ciri Umum Modus Penipuan melalui Bank
1. Mengaku sebagai pihak bank resmi
Pelaku bisanya menelepon atau mengirim pesan berpura-pura mengaku sebagai petugas bank, customer service, atau bahkan bagian keamanan. Mereka mengklaim terdapat transaksi mencurigakan di akun korban.
Pelaku melalui nomor telepon yang terhubung dengan nada bicara mendesak mempengaruhi korban menyerahkan data rahasia seperti OTP, PIN, atau nomor kartu ATM.
2. Tautan atau situs web palsu (phishing dan smishing)
Baca Juga:Wamenkop Tekankan Basis Data Akurat agar Koperasi Merah Putih Sukses Entaskan Kemiskinan di DesaMentan akan Tindak Tegas Pelaku Pupuk Palsu: Rugikan Petani dan Ganggu Upaya Swasembada Pangan
Selain menghubungi korban dengqn nomor telepon. Pelaku juga bisa mengirimkan pesan atau email berisi tautan ke situs yang tampak seperti milik bank resmi.
Nah, ketika pelaku berhasill memengaruhi korban sehingga mau memasukkan informasi pentingnya. Maka data korban akan angsung berpindah ke pelaku itu.
3. Menekan korban untuk bertindak segera
Teknik social engineering mengancam atau menjanjikan imbalan banyak digunakan pelaku agar korban segera cepat merespons atau membuat korban panik hingga tidak berpikir panjang sebelum memasukkan data sensitif.
4. Meminta data pribadi yang tidak pernah diminta oleh bank
Pelaku akan meminta PIN, OTP, CVV, password token internet banking, atau akses ke aplikasi secara otomatis milik korban.