Terkait upaya yang tengah dilakukan Pemkot Cirebon saat ini, Jajat Sudrajat, pemerhati budaya Cirebon, menilai bahwa penggunaan ornamen tradisional dalam penataan sangat tepat karena dapat memperkuat identitas lokal.
Menurut Jajat, penggunaan ornamen bata merah sangat erat kaitannya dengan sejarah Pangeran Panjunan, tokoh penyebar Islam sekaligus ahli gerabah asal Cirebon.
“Pangeran Panjunan bukan hanya ulama, tetapi juga ahli pembuat keramik. Dari sana lahir tradisi bata merah yang kini menjadi bagian dari sejarah kota,” katanya.
Baca Juga:Hari Jadi Cirebon Ke-598, Wali Kota Apresiasi Kebersamaan Semua Pihak Bangun Kota CirebonMomen Hari Jadi Cirebon Ke-598, KDM Ingatkan soal Tata Ruang Kota hingga Pelestarian Budaya
Sepintas Jajat juga menjelaskan makna filosofis dari Candi Bentar. Menurutnya dua bangunan terpisah itu membentuk celah sempit yang melambangkan tanggung jawab individu di akhirat.
Jajat sangat mengapresiasi langkah pemerintah daerah yang kini mampu menghadirkan unsur budaya dalam penataan Balai Kota Cirebon.
“Saya sangat mendukung. Ini penting untuk pelestarian sejarah dan jati diri Cirebon,” ucapnya. (*)