CIREBONINSIDER.COM- Area tambang Galian C Argasunya, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, yang mengalami longsor pada Rabu pagi, 18 Juni 2025, hingga menelan korban 2 orang meninggal, saat ini ditutup.
Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Jawa Barat, mencoba mengambil inisiatif upaya transformasi ekonomi warga di sekitar kawasan Galian C Argasunya tersebut yang sebagian besar para penggali pasir, agar beralih ke sektor pariwisata yang lebih menjanjikan.
Dalam hal ini, Disbudpar Kota Cirebon telah menyatakan kesiapannya mengubah area eks tambang galian C ilegal di Kelurahan Argasunya menjadi kawasan wisata terpadu berbasis religi dan petualangan.
Baca Juga:Usai Gunung Kuda, Kini Galian C Argasunya Kota Cirebon Longsor, Telan 2 Korban JiwaWakil Wali Kota Cirebon Kunjungi Keluarga Korban Longsor Argasunya, Bawa Bantuan dan Pesan Jaga Lingkungan
Saat ini Disbudpar Kota Cirebon tengah melakukan pemetaan potensi kawasan tersebut Argasunya untuk dikembangkan sebagai kampung wisata religi dan juga wisata adventure.
Kepala Disbudpar Kota Cirebon Agus Sukmanjaya di Cirebon, Selasa, 24 Juni 2025, mengatakan bahwa kawasan Argasunya memiliki potensi kuat untuk dikembangkan dalam program penataan kawasan tambang menjadi daerah wisata.
“Kami tengah memetakan potensi kawasan Argasunya untuk dikembangkan sebagai kampung wisata religi dan juga wisata adventure. Progresnya sedang berjalan,” katanya.
Agus lebih lanjut menjelaskan alasannya bahwa kawasan Argasunya memiliki nilai historis dan kultural yang kuat.
Seperti keberadaan pesantren tertua di Kota Cirebon, yang bisa menjadi daya tarik wisata religi.
Adapun konsep yang akan dibangun adalah kampung wisata religi. Menurut Agus konsep itu bisa digunakan untuk mendukung kegiatan simulasi manasik haji dan wisata edukatif keagamaan yang dapat menarik pengunjung dari berbagai daerah.
Untuk lokasi eks Galian C sendiri, dinilai Agus, cocok untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata petualangan mengusung konsep seperti wisata jeep di kawasan Gunung Merapi, Yogyakarta.
Baca Juga:Gandeng Forkopimda, Pemkab Cirebon Awasi Tambang Ilegal yang Masih Nekat BeroperasiJANGAN LEWATKAN: Ini Cara Penarikan dan Cek Status Penerima PIP 2025
Ditegaskan Agus, dengan pendekatan wisata adventure berbasis kendaraan 4×4 dapat menjadi solusi jangka panjang.
Selain aktivitas wisata tidak merusak alam sehingga bisa berjalan secar berkelanjutan, hal itupun bisa menjadi lapangan kerja baru.
Agus mengatakan bahwa gagasan itu tengah disiapkan untuk dimasukkan ke dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (Ripparda) Kota Cirebon, sekaligus sebagai acuan arah pengembangan wilayah selatan kota tersebut.