Harga Minyak Dunia Naik, CORE: Berdampak pada Kebijakan Moneter Global, Termasuk di Indonesia

harga minyak dunia
Ilustrasi harga minyak dunia naik. Foto: Freepik.

CIREBONISIDER.COM- Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal menilai seiring dengan tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah yang terus memanas bisa berdampak terhadap potensi harga minyak global naik.

Kondisi tersebut bisa mempengaruhi kebijakan moneter global dan dipastikan akan memicu kenaikan inflasi berbagai negara di tingkat global.

Tidak terkecuali di Indonesia, dimana potensi kebijakan moneter yang ketat juga bakal dirasakan di dalam negeri.

Baca Juga:JANGAN LEWATKAN: Ini Cara Penarikan dan Cek Status Penerima PIP 2025Bangun Budaya Sadar Finansial, OJK Cirebon Latih 120 Kepala Sekolah Jadi Agen Literasi Keuangan

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal menyampaikan pandangannya terkait potensi harga minyak global akhir-akhir ini, saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Kamis, 19 Juni 2025.

“Sejauh ini yang menurut saya bisa mempengaruhi sektor keuangan adalah dari jalur moneter,” ujar Faisal.

“Dampaknya terhadap kebijakan moneter global kalau sudah harga minyak meningkat pasti akan ikut memicu inflasi global,” ujar Faisal dikutip Cirebon Insider dari Antara.

Lebih lanjut Faisal menjelaskan bahwa Kenaikan inflasi di tingkat global ini akan mendorong kenaikan tingkat suku bunga acuan oleh bank sentral di berbagai negara, termasuk oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

“Kenaikan tingkat suku bunga di AS, bisa jadi membuat Bank Indonesia (BI) kalaupun tidak menaikkan tingkat suku bunga, paling tidak dia menahan untuk tidak menurunkan lagi,” ujar Faisal.

Dengan gambaran kondisi BI seperti itu, menurut Faisal tentu akan berpengaruh terhadap penyaluran kredit oleh bank-bank komersial di Tanah Air ke sektor riil bisa menjadi terhambat dan tertahan.

Kondisi itu pun, sambung Faisal akan mendorong penurunan penyaluran kredit serta penurunan tingkat Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan-perbankan dalam negeri.

Baca Juga:Mensos Sebut 580 Ribu Lebih dari 1,3 Juta KPM Bansos Gagal Salur Sudah Cair, Sisanya Masih PerbaikanPacu Investasi Uni Eropa ke Indonesia, BKPM Bentuk Unit Kerja Ini

“Sekarang kan (pertumbuhan kredit) sudah single digit, bahkan single digitnya sudah 8 persenan. Nah, bisa lebih turun lagi dan otomatis ini akan berdampak ke sektor riil, ke pertumbuhan ekonomi,” ujar Faisal.

Untuk diketahui, pada perdagangan Kamis (19/6/2025) pukul 19.15 WIB, harga minyak dunia Brent Oil tercatat berada di level 77,60 dolar AS per barel, sedangkan harga minyak mentah Crude Oil WTI berada di level 74,36 dolar AS per barel.

0 Komentar