CIREBONINSIDER.COM – Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) memproyeksi pertumbuhan industri fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman daring (pindar) tahun 2025 target 10 persen. Meski kadang pertumbuhannya bisa naik lebih dari target tersebut.
Ketua Umum AFPI, Entjik S. Djafar menyebutkan, proyeksi pertumbuhan 10 persen tersebut masih konservatif. Hal itu menjaga dari kemunginan buruk. Mengingat kondisi ekonomi global saat ini masih dalam ketidakpastian.
“Kita proyeksinya tumbuh 10 persen. Walaupun selalunya lebih dari itu. Tapi kita tetap konservatif di 10 persen,” kata Entjik kepada sejumlah wartawan, di Jakarta, Jumat, 13 Juni 2025.
Baca Juga:Realisasi KUR Baru 27 Persen, BNI Perluas Pembiayaan Secara Inklusif Sasar Usaha ProduktifHasil Riset CORE Ungkap Mayoritas Masyarakat Manfaatkan Layanan Pindar untuk Usaha
Entjik mengingatkan kepada para anggota atau pelaku industri pindar agar selalu berhati-hati dan tetap konservatif dengan target 10 persen karena kondisi ekonomi global masih terus mengalami ketidakpastian.
Entjik juga menyampaikan, pihaknya akan terus membuka komunikasi dengan anggota asosiasinya. Berharap kondisi ekonomi sekarang akan menjadi lebih baik.
“Kita selalu melakukan komunikasi dengan anggota untuk tetap compliance dan prudent, untuk tetap konservatif. Karena ke depannya ini kan lebih banyak ketidakpastian tentang keadaan ekonomi sekarang. Kita mengharapkan tentunya akan menjadi baik,” imbuhnya.
Sementara dalam upaya mendukung pertumbuhan 10 persen sesuai yang diproyeksikan, AFPI akan tetap berfokus pada borrower atau peminjam produktif dan juga repeated borrower atau peminjam berulang yang tengah mendominasi 80 persen portofolio industri pindar untuk saat ini.
“Terus kita dorong ke produktif. Karena sebenarnya banyak yang apa namanya, ultramikro itu yang menikmati industri ini, yang mungkin pinjaman kecil-kecil Rp4 juta sampai Rp6 juta mungkin ya. Bahkan ada Rp2 juta ya dan para pengusaha kecil ultra sangat kecil ya,” ujar Entjik.
Berdasarkan data OJK per April 2025, outstanding pembiayaan layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi (LPBBTI) atau pindar mengalami peningkatan.
Per April 2025, pindar tumbuh 29,01 persen secara tahunan (YoY), mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya, Maret 2025 yang mencatat 28,72 persen YoY. Adapun untuk nominalnya mencapai Rp80,94 triliun.
Baca Juga:OJK Dorong Pertumbuhan Kerja Sama Bank dan Fintech untuk BerkelanjutanCATAT, Syarat Pengajuan Pinjaman KUR Mandiri 2025, Ini Tabel Angsurannya Bisa Pinjam Hingga 500 Juta
Sementara itu, porsi pembiayaan pindar di sektor produktif dan/atau UMKM per April 2025 tercatat mencapai 35,38 persen atau mencapai Rp28,63 triliun. (*)