CIREBONINSIDER.COM – Ancaman siber di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik pada umumnya meningkat tajam dan itu bukan sekadar teori tapi nyata terbukti.
Temuan survei terbaru IDC menunjukkan adanya peningkatan ancaman siber di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik yang sangat signifikan baik volume maupun kecanggihan.
Penyedia solusi keamanan siber dunia, Fortinet mengumumkan temuan ancaman siber tersebut belum lama ini. Diketahui pula ancaman dilakukan dengan mengadopsi Kecerdasan Buatan (AI).
Baca Juga:PB IKA PMII Bahas Ancaman Sentralisasi Pendidikan lewat FGD NasionalPemkot Cirebon dan BBWS Normalisasi Sungai, Wali Kota: Demi Menjaga Keamanan Warga dari Ancaman Banjir
Country Director Fortinet Indonesia, Edwin Lim mengungkapkan bahwa dengan berbasis AI para pelaku ancaman melancarkan serangan senyap dan sangat cepat. Membuat tim keamanan kewalahan untuk mendeteksi dan merespons secara tepat waktu.
Dengan kondisi tersebut lanskap ancaman tidak hanya berkembang dalam hal kompleksitas, tapi mulai bergeser menuju celah-celah dalam visibilitas, tata kelola, dan infrastruktur. Hal itu tentu menjadi tantangan besar bagi tim siber yang harus bekerja melebihi kapasitasnya.
Edwin menegaskan bahwa peningkatan ancaman siber yang berbasis kecerdasan buatan (AI) terhadap berbagai organisasi di Indonesia dalam satu tahun ini bukan isapan jempol, tapi benar-benar nyata.
“Kenaikan kejahatan siber berbasis AI bukan lagi sekadar teori, hampir 54 persen organisasi di Indonesia menyatakan telah mengalami ancaman siber yang didukung AI dalam satu tahun terakhir,” ungkap Edwin dikutip Cirebon insider dari Antara.
Lebih lanjut Edwin menjelaskan, ketika pelaku ancaman mulai secara masif melakukan serangan, Fortinet membantu organisasi di seluruh Indonesia agar melangkah lebih maju melalui pendekatan platform terpadu. Menggabungkan otomasi visibilitas, dan ketahanan.
Di situasi dan kondisi lingkungan yang dipenuhi ancaman siber seperti saat ini, kecepatan, kesederhanaan, dan strategi menjadi lebih penting dari sebelumnya.
“Fokus kami adalah membantu pelanggan beralih dari pertahanan tambal sulam ke keamanan berbasis AI yang dirancang untuk skala dan kecanggihan,” tutup Edwin.(*)