Strategi Mitigasi Risiko Atasi 8 Tantangan Krusial Kopdes Merah Putih

Musdesus-Dukuh-Kapetakan-Pembentukan-Kopdes-Merah-Putih
Warga Desa Dukuh, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, mengikuti musdesus pembentukan Kopdes Merah Putih pada Kamis, 22 Mei 2025. Foto: Istimewa

CIREBONINSIDER.COM – Kegagalan atau fraud dari pengelolaan dan pengoperasian Koperasi Merah Putih kemungkinan bisa terjadi. Karena itu penting bagi pemerintah untuk merumuskan strategi mitigasi risiko dari tantangan tersebut. Dalam hal ini Kementerian Koperasi (Kemenkop) telah berhasil merumuskan.

Kemenkop membuat rumusan strategi mitigasi ini karena telah mengidentifikasi adanya delapan tantangan utama yangbisa berdampak buruk pada pengelolaan dan pengoperasian Kopdes Merah Putih nanti.

Menyadari dampak serius delapan tantangan tersebut, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengingatkan bahwa dalam pengelolaan operasional pembangunan Kopdes Merah Putih perlu hati-hati. Pihaknya telah menyiapkan strategi mitgasi risiko yang bisa dijadikan peta jalan kopdes ke depan.

Baca Juga:Kopdes Merah Putih Tak akan Mematikan Bumdes, Justru Menguatkan, Ini Penjelasan Mendes PDTWamendagri Sebut Kopdes Karamatwangi Garut Layak Jadi Percontohan Nasional, Apa Kelebihannya?

“Pembangunan Kopdes/Kel Merah Putih ini kita percepat tapi untuk operasional kita harus hati-hati dan tidak menghilangkan aspek prudent termasuk menyiapkan mitigasi risiko,” kata Budi Arie dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025 lalu.

Adapun mengenai delapan isu krusial yang teridentifikasi itu, Budi menyebutkan bahwa yang pertama yaitu partisipasi dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya berkoperasi masih minim. Tantangan ini tercermin dari rendahnya angka keanggotaan.

Tantangan kedua, lanjunya, citra negatif koperasi di mata publik akibat kasus koperasi bermasalah dan pinjaman daring ilegal yang mengatasnamakan koperasi. Berikutnya yang ketiga adalah kurangnya adaptasi koperasi terhadap teknologi.

Tantangan keempat, Kata Budi, adalah perbedaan skala ekonomi dan potensi antar desa. Sementara tantangan yang Kelima, sambung Budi, disparitas kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di berbagai desa.

Budi secara tegas menyebutkan tantangan kelima ini merupakan tantangan terberat. Karena dari sini bakal muncul banyak persolan pelanggaran dalam tubuh koperasi.

“Tantangan terberat kita adalah rendahnya SDM, sehingga banyaknya pelanggaran di koperasi karena tidak kredibelnya pengelola koperasi dan masih terbatasnya pengetahuan mereka,” ucap Budi Arie.

Selanjutnya tantangan keenam, dikatakan Budi, potensi adanya praktik elite capture dalam pembentukan dan pengelolaan Koperasi Desa Merah Putih. Adapun tantangan yang ketujuh, menurut Budi, risiko fraud akibat pengelolaan yang tidak profesional.

Baca Juga:Pemberian Modal Kopdes Merah Putih ke Peminjam Jangan Asal, Mendes: Bukan Dibagikan Cuma-cuma9 Desa di Kecamatan Kapetakan Gelar Musdesus Serentak Pembentukan Kopdes Merah Putih

Dan yang terakhir atau tantangan kedelapan yang harus diatasi adalah terkait soal keberlanjutan lembaga dan usaha koperasi di masa depan.

0 Komentar