Menurut Kiai Aziz, pendakwah denganbasis pengikut (follower) yang besar di media sosial tidak sulit untuk menyampaikan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin ke publik secara luas dan efektif.
Ini tentu harus tetap dibarengi dengan kualitas keilmuan yang kokoh sebagai pondasi utama dalam proses dakwah.
Dan ia meyakini kalau keilmuan kader NU bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan moral.
Baca Juga:Wow! Pemkab Cirebon Raih WTP dari BPK RI 10 Kali Berturut-turutDistan Kabupaten Cirebon Sebut Bantuan Kementan Tahun ini Naik Signifikan Hingga Capai Rp30 Miliar
Keyakinan tersebut, kata Kiai Aziz- didasarkan karena tradisi keilmuan dalam NU berbasis sanad, yakni rantai transmisi keilmuan yang tersambung secara berkesinambungan dari satu kiai ke kiai lain hingga kepada pengarang kitab.
“Keilmuan Nahdliyin diwariskan secara jelas dari generasi ke generasi melalui kesinambungan. Berbeda dengan pengetahuan yang bersumber dari google atau artificial intelegent,” tegasnya.
Masih di kesempatan sama, Kiai Aziz memastikan bahwa seluruh peserta akan dibekali materi dari para pakar yang berasal dari kalangan pesantren dan memiliki sanad keilmuan yang teruji.
Ia menambahkan, hadirnya program Madrasah Du’at ini diharapkan akan dapat membuka cakrawala para peserta sehingga setelah kembali ke masyarakat, mereka dapat berperan aktif dan memberi kontribusi nyata di tengah tantangan zaman.
Kiai Aziz juga menyampaikan terimakasih kepada pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Barat yang telah mempercayakan Kabupaten Cirebon sebagai tuan rumah penyelenggaraan Madrasah Du’at Angkatan III. (*)