CIREBONINSIDER.COM- Bencana alam di Kota Cirebon tercatat meningkat dari tahun ke tahun. Bencana alam yang tercatat pun beragam.
Mulai dari banjir, rob, tanah longsor, kekeringan, angin kencang, hingga kebakaran.
Lonjakan tertinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, dan Desember, yang merupakan periode puncak musim hujan.
Baca Juga:Panen Sayuran Pekarangan, Ketua TP PKK Kuningan: Langkah Nyata Perkuat Ketahanan Pangan KeluargaDi Bale Jaya Dewata, Kota Cirebon Suarakan 4 Isu Strategis, Apa Saja?
Data itu terungkap pada Apel dan Gladi Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Banjir tingkat Kota Cirebon yang digelar di Lapangan Kebon Pelok, Kelurahan Kalijaga, Kamis, 15 Mei 2025.
Kegiatan tersebut dipimpin oleh Wali Kota Cirebon Effendi Edo. Pelaksana kegiatan tersebut adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon.
Agenda tersebut menjadi bagian penting dari upaya pemerintah kota dalam meneguhkan kesiapan seluruh unsur dalam menghadapi risiko bencana.
Dalam sambutannya, Wali Kota Cirebon Effendi Edo mengingatkan bahwa Kota Cirebon bukanlah wilayah yang bebas dari ancaman bencana.
Edo menegaskan bahwa perubahan iklim global telah memberikan dampak nyata terhadap peningkatan kejadian bencana di kota ini.
“Kita tidak bisa lagi menganggap Cirebon sebagai zona aman. Data menunjukkan lonjakan signifikan dalam lima tahun terakhir,” ucapnya, dilansir dari rilis resmi Pemerintah Kota Cirebon.
Disebutkan Effendi Edo, sepanjang tahun 2024 terjadi 154 kejadian bencana di Kota Cirebon. Angka ini hampir dua kali lipat dari tahun 2020 yang mencatat 88 kejadian.
Baca Juga:Kabupaten Cirebon Siap Jadi Sentra Ikan Nila di Jawa Barat353 Jamaah Haji Kota Cirebon Menuju Tanah Suci, Dilepas Wali Kota Effendi Edo
Bencana yang tercatat pun beragam, mulai dari banjir, rob, tanah longsor, kekeringan, angin kencang, hingga kebakaran.
Lonjakan tertinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, dan Desember, periode puncak musim hujan.
Pada Januari 2025 saja, banjir telah merendam 13 kelurahan dan berdampak langsung terhadap lebih dari 58.000 warga.
Dalam tiga bulan pertama tahun ini, tujuh banjir besar tercatat menghantam beberapa titik di kota.
Kondisi ini mendorong Pemerintah Kota Cirebon untuk menetapkan status Siaga Darurat sejak 1 November 2024 hingga 31 Mei 2025.
Sebagai respons konkret, Pemkot Cirebon telah melakukan serangkaian langkah mitigasi.
Dari sisi struktural, normalisasi sungai dan saluran drainase di titik-titik rawan, seperti muara Sungai Cipadu dan Sungai Cikalong, dilakukan bersama Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung dan dinas terkait.