CIREBONINSIDER.COM- Kota Cirebon menjadi tuan rumah pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Jabar Tahun 2025 sebagai bagian dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2026 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029.
Agenda yang dihadiri Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan para bupati/wali kota se Jawa Barat itu digelar di Bale Jaya Dewata, Kantor Gubernur di Jalan Siliwangi, Kota Cirebon (Gedung Negara Krucuk).
Berlangsung pada Rabu, 7 Mei 2025, Musrenbang Jawa Barat itu mengangkat tema ‘Menyongsong Jawa Barat Istimewa: Percepatan Transformasi Layanan Dasar’.
Baca Juga:Kabupaten Cirebon Siap Jadi Sentra Ikan Nila di Jawa Barat353 Jamaah Haji Kota Cirebon Menuju Tanah Suci, Dilepas Wali Kota Effendi Edo
Musrenbang kali ini menekankan pentingnya pembangunan yang merata antara wilayah desa (lembur) dan kota, sejalan dengan vis ‘Lembur Diurus, Kota Ditata’.
Dalam sambutan selamat datang, Wali Kota Cirebon Effendi Edo menyampaikan ucapan selamat datang, sekaligus menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor dan lintas wilayah dalam merancang masa depan Jawa Barat.
Effendi Edo mengatakan forum ini bukan sekadar menyusun prioritas pembangunan, tapi menjadi ruang untuk menyatukan langkah, menyelaraskan visi, dan memperkuat sinergi antara daerah.
Dalam Musrenbang Jawa Barat tersebut, Pemerintah Kota Cirebon menyoroti empat isu strategis yang dinilai penting untuk mendapatkan perhatian dan dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Pertama, terkait pengelolaan wilayah pesisir. Cirebon sebagai kota pesisir menghadapi tantangan kompleks, dari abrasi pantai hingga persoalan pengendalian ruang dan ekosistem laut.
Wali Kota menegaskan pentingnya peran aktif pemerintah provinsi dalam menata kawasan pesisir secara berkelanjutan, tidak hanya untuk mendukung potensi ekonomi dan pariwisata, tetapi juga dalam menjaga keseimbangan ekologis.
Kedua, perlintasan sebidang kereta api. Dengan 11 titik perlintasan dan lebih dari 170 perjalanan kereta setiap hari, Cirebon menjadi salah satu kota dengan tingkat kepadatan rel yang tinggi. Hal ini memicu kemacetan serta risiko kecelakaan yang tinggi.
Baca Juga:Layani Jamaah Haji Indonesia ke Masjidilharam, PPIH Siapkan 27 Rute Bus Shalawat, Ini Daftarnya Peduli Lingkungan, Bupati Kuningan Apresiasi Pemuda Awirarangan Aksi Bersih Sungai Citamba
“Ini bukan hanya persoalan lokal. Kami butuh keterlibatan provinsi sebagai penghubung dengan kementerian dan pihak terkait, demi solusi jangka panjang,” jelas Wali Kota Cirebon Effendi Edo.
Ketiga, normalisasi sungai di kawasan permukiman. Seperti yang diketahui, banjir masih menjadi ancaman nyata bagi warga Cirebon, khususnya yang bermukim di dekat aliran sungai.