Kondisi ini menyebabkan laju kerusakan jalan lebih cepat dibandingkan laju perbaikannya.
Namun, dengan anggaran yang telah disiapkan, optimisme untuk memperbaiki infrastruktur jalan kembali muncul.
Anggaran dan Rencana Perbaikan Infrastruktur Jalan di 2025
Pada tahun 2025, Pemerintah Kota Cirebon berencana untuk mengalokasikan anggaran sebesar Rp4.141.900.000 guna melakukan perbaikan jalan yang rusak.
Baca Juga:Wali Kota Cirebon Apresiasi BBWSCC Keruk Sungai Cipadu, Langkah Cepat Mengurangi Risiko BanjirPemkot Cirebon Terima Bantuan 85 Ribu Benih Ikan, Ditebar di Sungai Kalijaga
Totong Kusmawan menjelaskan bahwa fokus perbaikan di tahun 2025 akan dimulai dari Jl Ciremai Raya, Jl Gn Rinjani, Jl Gn Bromo, Jl Dukuh Semar, Jl Rajawali.
Kemudian, Jl Setiabudi, Jl Cipto Mangunkusumo dan Jl Wahidin (perempatan depan Hotel Tryas).
Dari wilayah tersebut tercatat sebagai daerah dengan kerusakan jalan yang cukup tinggi, yang mempengaruhi kenyamanan dan keselamatan pengendara.
Dengan panjang total jalan di Kota Cirebon yang mencapai 159,172 kilometer, sebagian besar jalan tersebut memiliki permukaan aspal dengan panjang 131,586 kilometer.
Namun, masih ada sekitar 27,586 kilometer jalan yang belum beraspal, menunjukkan bahwa masih banyak area yang membutuhkan perhatian lebih dalam hal peningkatan infrastruktur.
Kondisi ini memperlihatkan adanya ketimpangan antara wilayah yang sudah teraspal dengan wilayah yang masih mengandalkan jalan tanah, yang tentu berdampak pada aksesibilitas dan kenyamanan masyarakat.
Klasifikasi Jalan dan Pentingnya Infrastruktur Berkualitas
Dalam sistem jaringan jalan Kota Cirebon, berdasarkan Keputusan Wali Kota Cirebon Nomor 621/Kep.46-DPUPR/2021, jalan dibagi menjadi beberapa kategori sesuai dengan peran dan fungsinya.
Baca Juga:Jadi Penasihat Kebijakan Pembangunan Kabupaten Cirebon, Rieke: Leluhur Saya dari CirebonWali Kota Cirebon Lantik 668 ASN, Tekankan Kualitas Pelayanan Publik
Jalan-jalan arteri primer, misalnya, memiliki peran yang sangat krusial dalam menghubungkan wilayah strategis dan menjadi jalur utama transportasi.
Sementara itu, jalan kolektor sekunder dan lokal sekunder lebih berfungsi sebagai jalur pendukung yang menghubungkan kawasan pemukiman, perkantoran, serta pusat aktivitas ekonomi lainnya.
Pentingnya perbaikan infrastruktur jalan ini tidak hanya terletak pada perbaikan fisik jalan semata, tetapi juga pada peningkatan konektivitas antar wilayah yang akan memperlancar aktivitas sosial, ekonomi, dan mobilitas masyarakat.
Keberhasilan program perbaikan infrastruktur jalan sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.
Pemerintah Kota Cirebon berharap, dengan upaya yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, Cirebon dapat memiliki jaringan jalan yang lebih berkualitas, aman, dan nyaman bagi seluruh penggunanya.